Santri identik dengan seseorang yang bermukim di pondok pesantren yang kesehariannya mengkaji kitab kuning, dengan tubuh yang dibaluti sarung, menggunakan baju koko dan dilengkapi dengan peci. Tak lupa pula dengan keagungan akhlak dan ketajaman spiritual menjadi karakteristik santri itu sendiri.
(Baca juga: The New President Of HIMMARIS)
Asal-usul kata “santri” sendiri menurut DR. Nurcholis Majid (Cendekiawan Islam) berasal dari bahasa Jawa, yaitu “cantrik“, yang berarti seseorang yang mengikuti kyai di mana pun ia pergi dan menetap untuk menguasai suatu keahlian tersendiri. Namun seiring dengan berkembangnya zaman juga ilmu pengetahuan, gus mus juga memaparkan santri itu bukan yang mondok saja tapi siapapun yang berakhlak seperti santri, dialah santri.
Maksud dari berakhlak layaknya menjadi santri salah satu contohnya yaitu menghambakan diri pada gurunya, menghormati yang leih tua dan menyayangi yang lebih muda, juga tak lupa akan ilmu yang telah guru berikan kepada muridnya.
Seperti halnya dengan beberapa alumni NURIS yang mengabdikan dirinya dengan menjalankan atau mempertahankan kegiatan yang dulu pernah dilaksanakan ketika dipondok salah satunya adalah membaca sholawat nariyah setiap dua minggu sekali.
Kegiatan ini dillaksanakan oleh himpunan mahasiswa malang alumni nuris (HIMMARIS). Himmaris itu adalah wadah alumni NURIS yang melanjutkan pendidikannya menjadi mahasiswa yang kuliah dikampus mewah dan kota megah, mana lagi kalo bukan kota malang.
Ada 6 pendiri dari perkumpulan ini orang antara lain yaitu mbak Nur Izzatul Maulidah, mas Sugianto, mas Fikri Haikal, mbak Arini Mahbubah, mbak Khofifatul Isriyah, mbak Ita Meilina karimah. Berawal dari makan-makan, ngopi bareng dan jalan jalan saja. Muncullah sebuah ide dari mereka untuk membuat suatu perkumpulan alumni yang nantinya akan manfaat bagi semua orang. Dengan tekad yang kuat dan semangat membara para pendiri meresmikan lahirnya himpunan ini pada tanggal 15 oktober 2011. Pada waktu itu para pendiri sekaligus menjadi angota dari HIMMARIS itu sendiri, ketua pertama yaitu fikri haikal. Mas Fikri, begitu kami menyebutnya. dia menjabat menjadi ketua selama dua tahun, dan dilanjutkan oleh mas sugik yang menjabat selama satu tahun, dan sekarang jabatan itu telah diberikan kepada moch toyyib farokhi pemuda asal jenggawah yang menempuh kuliahnya di UIN MALIKI MALANG.
Waktu terus berjalan NURIS-pun semakin terkenal hingga alumni yang baru berdatangan dikota malang, tahun sekarang lebih dari 10 orang yang tinggal dimalang, Alhamdulillah di tahun sekarang dimalang sudah kumpul kurang lebih 25 anak alumni nuris yang berada dimalang, Dengan banyaknya alumni tersebut ditahun ini kami sudah membuat homebase atau basecamp guna untuk tempat silaturrahmi kami dan kegiatan-kegiatan yang kami lakukan, juga ada outbond untuk mempersolid dan keakraban para anggotanya sekaligus memperingati hari ulang tahunnya dan akan menjadi acara tahunan.
(Baca juga: Suprise Dari Allah Itu Nyata)
Acara outbond dilaksanakan pada tanggal 15 oktober 2015 kemarin, keseruan dalam bermain tak kalah dari lomba-loba sepertidi agustusan. Ada bebera jenis permainan yang kami lakukan seperti sedok kelereng, tebak kata, benteng takeshi dan lain-lain. Tak lupa pula malamnya di isi api unggun dengan pentas seni, puisipun dibacakan oleh sahabat-sahabat santri yang memang dasarnya gurunya seorang penyair.
Kenapa saya mengambil judul santri diluar kota? Karena saya merasa sama halnya dengan santri yang berada dipondok, sering sekali kami mendapatkan kehormatan yang amat menyenangkan hati yakni kunjungan Kyai. Terkadang beberapa hari sekali di telvon untuk menasehati dan mengingatkannya.
Juga masih banyak acara lain yang kami laksanakan selain acara senang-senang, diantaranya membaca sholawat nariyahan, diskusi, dan istighosah bersama guna untuk menyambung tali silaturrahim secara ruhaniyah dengan pondok pesantren
Oleh karenanya, perkumpulan ini harus mendapatkan kepercayaan orang tua santri bahwa di kota malang ada sekumpulan santri yang bisa saling mengingatkan, menjaga dan merangkul adek-adek kelasnya dalam menjalankan tugas pendidikannya menjadi seorang mahasiswa dimalang.
Ada beberapa motif yang melatarbelakangi tebentuknya perkumpulan ini:
- Ingin mengenang dan menjalin tali silaturrahmi dengan pesantren
Dengan adanya kegiatan sholawat nariyahan dalam program kerja dalam HIMMARIS setiap dua minggu sekali. Dan dilanjutkan dengan batsul masail atau diskusi yang dilaksanakan di basecamp HIMMARIS adalah suatu bentuk mengenang masa menjadi santri dan silaturrahmi ruhaniyah dengan ahlul bait pesantren
- Ingin menjalin tali silaturrahmi antar sesama mahasiswa malangrasa alumni NURIS
Didorong oleh rasa kebersamaan dipondok yang tak mau lagi rasanya ingin mengenal teman yang tidak satu fikiran atau tak sejalan, maka para pendiri sudah menyiapkan suatu wadah untuk adik-adik kelas dan tamu dari NURIS
- Mempermudah mendapatkan informasi
Dengan banyaknya mahasiswa alumni yang dari NURIS dimalang dan tidak dalam satu universitas yang sama membuat kita banyak tahu tentang trending topic, juga untuk penyampaian acara rutinan setiap liburan yaitu presentasi di adik kelas di NURIS akan mempermudah mengkordinir sahabat-sahabat alumni yang dari malang.
Ada dampak positif juga atas terbentukya perkumpulan ini yaitu saling mengingatkan antar sesama alumni santri dalam menghadapi zaman globalisasi.