Pesantren Nuris – Sudah menjadi kewajiban yang mutlak bagi seorang muslim untuk terus mencari ilmu tak pelak lagi dengan adanya pepatah yang mengatakan “Kejarlah Ilmu Walau Sampai ke Negeri Cina”.
Hal ini, tentu menjadi cerminan bagi generasi muda yang haus akan ilmu khususnya untuk para santri yang dalam perannya, tidak hanya ilmu umum yang mereka geluti melainkan mereka juga dituntut untuk bisa memahami kajian kitab agama.
Berawal dari inisiatif sendiri, kelas 2 unggulan diniyah putra pesantren Nuris cipatakan jadwal belajar sendiri, karena merasa jadwal yang diberikan oleh pihak pesantren kurang. Kelas unggulan ini, mengadakan pengajian tambahan yang rutin dilakukan pada sore hari tepatnya pukul 14:00 WIB.
Didampingi oleh Ustd. Ahmad Subaidi mereka biasa menggunakan kitab Fathul Qorib sebagai materi, namun disela-sela waktu mereka juga mengaji kitab Akhlak.
Tentunya, pengajian tambahan ini mendapat aprisiasi yang sangat besar dari ustadz-ustadz yang lain. Pasalnya sebagai seorang santri yang haus akan ilmu, keputusan untuk membuat pengajian tambahan ini menjadi pilihan yang tepat dan bisa menjadi teladan untuk generasi mereka selanjutnya.
“Kami juga berharap semoga generasi berikutnya lebih baik dari pada tahun sebelumnya, karena di dalam hadist Sayyidina Ali juga disebutkan, kita harus tamak, dalam artian bukan tamak mencari harta melainkan tamak dalam mencari ilmu. Karena mencari ilmu itu wajib bagi seluruh umat islam, bahkan hukumnya fardu ain.” Tutur Ikhlasul Amal salah satu santri kelas dua unggulan putra.
Ia juga mengungkapkan, pengajian tambahan ini sudah berlangsung sekitar satu tahun lamanya, namun kemaren Selasa, (09/05) menjadi pengajian terakhir bagi mereka mengingat masa mengajar yang hanya berlaku selama 1 tahun mengharuskan Ustadz yang selama ini merelakan waktunya tanpa imbalan apapun harus kembali ke asal pesantrennya dan mengakhiri tugas mengajarnya di Pondok Pesantren Nuris.(IRA/RED)