Wow!! 10 Fakta Unik Para Santri
Merasakan indahnya kebersamaan. Makan bersama, tidur bersama, sholat berjamaah, belajar bareng dan seabrek kegiatan yang sudah ditetapkan oleh pesantren. Bagi teman-teman yang tengah merasakan kehidupan di pesantren tentunya terkadang merasakan indahnya hidup di pesantren. Ada suka ada duka. Memang, hidup di pesantren dapat membuka wacana seseorang tentang bagaimana seharusnya menjalani kehidupan tanpa keegoisan semata, ketika ada teman yang sakit bersama untuk membantu, mencucikan baju, menjaganya sampai merawatnya hingga sembuh. Subhanallah benar-benar indah bukan? Itulah namanya santri. Dibawah ini saya ceritakan sekelumit kebiasaan unik santri. Ya kira-kira seperti inilah kebiasaan uniknya.
Kalau Lagi Jalan Bareng, Biasanya Suka Menuhin Jalan. Hal ini biasa dilakukan santri. misalnya nih, lagi jalan berlima, maka kelima santri ini akan berjejer kesamping, pokoknya sampe menuhin jalan.
Sering Berhenti Kalau Melihat Kaca.Kalau sudah dandan cakep para santriwati berjalan dan terlintas di hadapan para santriwati ini sebuah kaca, maka mereka akan berhenti. Enggak peduli deh mau kaca spion, kaca rumah warga, bahkan kaca rumah kiainya pun dijadikan tempat untuk memastikan keanggunan wajahnya.
Paling Seneng Kalau Diutus Keluarga Dalem (Keluarga Kiai). Kalau sudah jenuh, rasanya ingin main keluar pondok. Disaat suntuk- suntuknya pengen keluar, eh disuruh pak yai atau bu nyai untuk keluar. Nah, itu sangat membahagiakan sekali. Hitung- hitung bisa lihat suasana luar pondok tanpa harus izin pengurus dan bebas dari takziran.
Suka Niup Ke Arah Kening (benerin jilbab). Santri putri pasti pengalaman,ya. Khusus santri putri nih, kalau sedang mengenakan jilbab pasti enggak ketinggakan niup kearah kening. Dengan tujuan posisi jilbab pas ditengah-tengah. Memang dengan begitu hasilnya lebih rapi. Tapi, kalu sudah sekian kali tak kunjung rapi yang terjadi adalah marah-marah sendiri sampai yang paling fatal adalah ganti jilbab baru
Satu Piring Berdua. Satu piring berdua, bukan lagunya Ida Laila yaa! Satu piring berdua ini adalah istilah cara makan santri. memang benar sebagian santri mayoritas adalah makan berdua dengan satu piring. Bahkan ada yang menggunakan satu nampan untuk berempat atau berlima bahkan lebih. Disaat momen seperti itu, santri tak mencari kekenyangan, tapi mereka mencari arti kebersamaan dalam hidup berjama’ah. Jadi seberapapun porsinya, yang terpenting mereka dapat merasakan kebersamaan.
Ganas Saat Ada Makanan Datang. Saat momen seperti inilah santri akan menyerang layaknya Predator ganas, haha. Jika ada salah seorang teman membawa makanan untuk dibagikan. Biasanya para santri predator ini tak memperdulikan aktivitas apa yang dilakukan saat itu. mereka akan langsung lari menuju target dan berusaha menguasai makanan yang dibagikan itu.
Panik! Stok Alat Mandi Habis. Berkaitan dengan mandi, faktor inilah yang dapat membuat santri panik, yaitu kehabisan alat mandi. Yang santri rasakan saat kehabisan alat mandi itu seperti kehilangan setengah bagian hidupnya.
Stempel Santri (penyakit kulit). Kini hal itu menjadi sebuah stigam, karna sudah menjadi hala wajar seorang santri merasakan penyakit gatal-gatal pada kulit, seperti jamuran, scabies, atau gudik, namun hal tersebut biasanya dibilang stempel santri
Nitip Cucian. “Aku nitip celana satu ya?”, “aku titip kaos satu”. Kalimat itu menjadi hal yang menegangkan ketika kita sedang nyuci baju kemudian ada salah satu teman yang mendekati kita dengan gerak-gerik senyuman manis dengan membawa satu atau dua baju, yang kemudian tak lama akan keluar kalimat di atas.
Tanggal Tua! Muka Mendadak Kusut. Tanggal tua, tanggal menakutkan bagi santri, pada tanggal tua ini santri mengalami krisis monoter. Dimana persediaan mulai menipis, laci lemari kosong, kantong pun bolong, ditambah lagi gaji orang tua yang tak kunjung datang. Lebih miris lagi, kalau sudah tanggal tua terus gak dijenguk. Cuma bisa tarik nafas.huuuft
Namun Kita sebagai santri menyibukkan diri untuk tetap mengingat Allah SWT. Akan tetapi terasa lebih indah apabila semua itu dilaksanakan semata-mata untuk mencari ridho Allah SWT. Seberapapun amal kita apabila dilakukan dengan niat tabarruj maka tidak ada berkahnya. Jadilah santri yang sebenar- benarnya, santri untuk diri sendiri dan orang lain, santri yang ada didunia untuk bersiap ke akhirat. (Red/Dina)