Diskusi Berbahasa Arab, Santri Nuris bersama Dosen dari Al Azhar Kairo
Pesantren Nuris – Pembelajaran Bahasa Arab di MA Unggulan Nuris terasa berbeda. Kehadiran Syekh Syauqi, Dosen Muda Pengabdian dari Universitas Al Azhar Mesir, sejak Kamis, 13 September 2017 memberi nuansa belajar yang lebih greget dan menarik.
Tampak siswa MA Unggulan Nuris sangat antusias setiap pembelajaran Syekh Syauqi. Siswa diajak berdialog dan mendisukusikan isu keislaman dengan berbahasa Arab. Mereka merasa bangga berada di kelas PK (Program Keagamaan) MA Unggulan Nuris karena berkesempatan diajar oleh Dosen Gagah asal dari Negeri Firaun tersebut.
(Baca juga: MA Unggulan Nuris, Madrasah Segudang Prestasi)
Syekh Muhammad Syauqi, dosen Syari’ah Islamiyyah tersebut selalu memotivasi siswa untuk dapat menempuh pendidikan yang lebih tinggi dan luas seperti di Al Azhar, Kairo Mesir. Belajar di salah satu kampus tertua di dunia dan terbukti telah banyak mencetak generasi ulama andal.
“Saya merasa bangga dan senang bisa langsung belajar bahasa Arab langsung dengan orang Arab. Awalnya canggung, tetapi perlahan kami bisa mengikuti arahan beliau. Terima kasih MA Unggulan Nuris yang terus berupaya meningkatkan kualitas belajar kami dalam bahasa Arab praktis. Semoga kami bisa mewujudkan cita-cita kami kuliah ke Mesir.” Kata Ahmad Fauzan, siswa cerdas juara baca kitab Fathul Qorib tersebut.
(Baca juga: Sukses di Nuris, Lanjutkan Sarjana di Thailand, Hingga Berprestasi Internasional)
Kesempatan MA Unggulan Nuris mendapatkan Dosen pengabdian ini adalah yang pertama. Beliau datang ke Pesantren Nuris Jember sebagai guru bantu yang akan menjadi native speaker Bahasa Arab selama 3 tahun ke depan. Kehadirannya ditanggapi cepat oleh MTs dan MA Unggulan Nuris yang telah mempersiapkan kurikulumnya yang terintegrasi dengan sistem pendidikan di Al Azhar, Kairo Mesir.
MTs Unggulan Nuris mengadopsi kurikulum kelas tahfiz ala Al Azhar, sedangkan MA Unggulan Nuris terfokus pada sistem pembelajaran khusus kelas PK (Program Keagamaan). Setelah upaya tersebut mendapat persetujuan dari Kementerian Agama Republik Indonesia, akhirnya 2 lembaga unggulan tersebut mendapat salah satu dari 33 Dosen Muda Pengabdian dari negeri Piramid yang tersebar di seluruh Indonesia.[AF.Red]