Penulis : Moh. Iqbal Khofi/MN Edisi 5.
Bapak Beddu untuk pertama kali pergi memancing di tepi danau, ia menunggu di situ lama sekali dengan hati berdebar-debar, namun tak juga kelihatan ada ikan yang terkail. Seorang pengail yang duduk di sebelahnya berkata: “Umpan yang kamu berikan tidak benar, ikan-ikan di sini hanya menyukai uman yang baunya harum.”
Beddu segera membeli umpan itu di toko peralatan pancing yang letaknya tak seberapa jauh dari situ, tetapi akhirnya hasilnya tetap nihil, yaitu tiada seekor ikan pun yang makan umpan dan terpancing. Seorang kakek berkata kepadanya: “Mengail ikan harus menggunakan umpan hidup!”
(Baca juga: Sepeda Motor Ajaib)
Pak Beddu pun segera pergi membeli cacing, namun sampai matahari turun pada senja hari masih juga tak kelihatan ada ikan yang tertangkap dengan kail. Maka itu, Beddu akhirnya dengan geram mengeluarkan uang Rp. 100 ribu dari sakunya, lalu langsung melemparkannya ke dalam kolam sambil berkata:”Aku benar-benar sudah tak ada jalan lainnya lagi, kalian ingin makan apa ya belilah sendiri menurut selera masing-masing.