Kreasi Santri, Seni, Nyantri Produktif dari Sampah ala Pesantren Nuris Jember
Pesantren Nuris – Berada di lingkungan pesantren tidak membatasi kreativitas santri untuk belajar produktif. Selain mendalami ilmu agama melalui kitab dan ustaz atau ustazah yang mumpuni, mereka juga disibukkan dengan belajar pengetahuan umum yang padat. Santri Pesantren Nuris Jember sekaligus siswa MTs Unggulan Nuris ini juga mampu meluapkan kreasi seni mereka dengan memproduksi berbagai miniatur.
Bermodalkan bahan-bahan sampah rumah tangga dan barang bekas lainnya, siswa kelas IX B mengkreasikannya menjadi berbagai miniatur seperti gitar, bentuk rumah idaman, helikopter, bus dan banyak yang lainnya. Termasuk juga maket gedung mewah, lengkap dengan tataan bangunan yang eksotik. Pekan lalu–Redaksi menemui dan mendokumentasikan karya mereka.(13/01/2018)
(baca juga: Dua Siswa MTs Unggulan Nuris, Menangkan Olimpiade Ujian Nasional se-Jember)
“Menyenangkan sekali bisa berkreasi. Kebetulan ini belajar seni budaya dan membuat banyak miniatur dan ada juga aksesoris lainnya. Klo begini ini saya ingin jadi arsitek, ingin mengarsiteki gedung yang keren dan berbasis lingkungan yang sehat.” Kata Syahrul Hibatullah, salah satu siswa kreatif tersebut.
“Untuk bahan dan peralatannya kami menggunakan bahan bekas dan sampah. Kami haya beli beberapa cat, kuas, dan plitur sebagai bahan untuk memperindah. Jadi, tidak butuh banyak dana untuk semuanya.” Imbuh siswa yang juga pernah juara MTQ kabupaten ini.
(baca juga: Hari Amal Bakti Kemenag 2017, MTs Unggulan Nuris Rebut Juara 2 MTQ)
Miniatur dan maket karya siswa MTs Unggulan Nuris ini sangat aman dibuat hiasan rumah. Bahan-bahan bekas sudah dibersihkan dan dibentuk sesuai imajinasi mereka. Ibu Diah Yulia, guru mata pelajaran Seni Budaya MTs Unggulan Nuris, sangat bangga terhadap kreasi siswanya. Bukan hanya sekadar berkreasi, melainkan pula karena kemampuan mereka memanfaatkan bahan bekas sehingga terkesan unik dan sebagai salah satu upaya menjaga keseimbangan lingkungan.
“Ini hanya miniatur biasa, tetapi kreasi dan bahannya yang menjadi karya seni ini memiliki valuable. Semoga kelak mereka terus berimajinasi untuk membangun bangsa dengan memperhatikan keseimbangan lingkungan.” Ungkap Diah, guru yang juga pernah aktif di Pecinta Alam tersebut.[AF.Red]