Kenali Lebih Dekat Masjid Rahmatan Lil Alamin

Penulis: Rofiatul Ananda

Masjid merupakan tempat suci yang tidak asing lagi kedudukannya bagi umat islam. Masjid Rahmatan Lil Alamin adalah masjid terbesar di dunia. Terletak dikampus al zaytun tempatnya didesa mekarjaya kecamatan Haurgeulis indramayu Jawa barat. Masjid ini awal pembangunannya dimulai pada tanggal 5 April 2000. Terdapat 5 buah kubah, dimana satu kubah besar dikelilingi oleh 4 buah kubah yang lebih kecil, seperempat lingkaran yang mana empat kubah itu memiliki simbol dari 4 mazhab besar didunia yakni Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali.

Sedangkan kubah besar merupakan risalah nabi Muhammad yang menaungi keempat mazhab tadi, dan pada setiap puncak sudut masjid terdapat delapan kubah yang melambangkan delapan penjuru mata angin sebagai simbol seluruh penjuru dunia. Salah satu hal yang menarik dalam proses dan sistem pembangunan yaitu semua dilakukan oleh tenaga profesional ma’had sendiri yang teruji handal dan memegang prinsip ibadah akhlak dan amanah.

Mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pemeliharaan berada dalam satu menejemen internal yang terpadu dan terkendali tanpa batas waktu, 24 jam setiap harinya. Kemudian, dalam perkembangan berikutnya, untuk memperkuat perencanaan, termasuk bidang arsitektur, Tim ma’had masjid langsung dipimpin oleh Syekh al-Ma’had AS Panji Gumilang dengan anggota tim M Natsir Abdul Qadir, M Yusuf Rasyid dan Ir Bambang Abdul Syukur.

(baca juga: Distorsi Sejarah Penemuan Benua Amerika)

Peletakan batu asas masjid Rahmatan Lil Alamin dilakukan pada tahun Hijriah 1 Muharram 1421 H oleh R Nuriana, yang menjadi gubernur Jawa Barat waktu itu. Kemudian dilanjutkan peletakan batu pertama setelah dalam kurun waktu 100 hari dari peletakan batu asas. Peletakan batu pertama dilakukan pada 1 Januari 1999 dan pengerjaannya selesai dalam kurun waktu 3 bulan. Pembangunan masjid ini langsung diketua oleh Arsitektur dunia. Biaya yang dihabiskan untuk membuat masjid ini yaitu sebesar 14 juta dolar AS (Rp 135 milyar).

(baca juga: Bukti Distorsi dalam Sejarah Pesawat)

Setelah jadi, masjid ini berdiri kukuh di atas tanah seluar 15 hektar, ketinggian masjid ini mnecapai 168 meter melebihi bangunan monas. Dari ketinggian itu, dibangunlah 6 eskalator (tangga jalan), lift dibangunan utama dan dua lift menuju ‘menara pemuda dan perdamaian.

Penulis merupakan siswa SMA Nuris Jember kelas X IPA 1. Penulis aktif sebagai anggota ekstrakurikuler Jurnalistik Website Pesantrennuris.net dan juga Msains bidang Matematika.

Related Post