Oleh: Robith Qoshidi, Lc
Al-Khouf (Takut) dan Ar-Roja’ (Harapan) adalah istilah tasawuf yang tidak mudah dipahami kaum modernis, kaum positivis, termasuk kaum milenial. Mereka kurang bisa membedakan antara takut dan pesimis. Takut bukan pesimis yang hanya membebani diri, semakin jatuh ke jurang.
“Takut pada Allah Swt” kurang dimengerti bagi yang memiliki kegelapan dalam hati. Mungkin kaum milenial dan orang kasmaran lebih bisa meresapi makna “Takut Mengkhianati Allah Swt”, “Takut Menduakan Allah Swt, “Takut Jika Allah Swt Berpaling dari Kita”.
(baca juga: Ijazah Doa Mujarrabat Anti Maksiat Dan Untuk Menggairahkan Ibadah)
Takut adalah Kekuatan yang menjauhkan kita dari perbuatan maksiat. Harapan pada Allah Swt adalah kekuatan di saat kita terjatuh, tak ada yang bisa menolong kita, kecuali Allah Swt.
(baca juga: Mungkin Kau Sempat Bertaubat ?!)
Keseimbangan rasa takut dan harapan membuat kita selalu optimis walaupun kita gagal berkali-kali. Bahkan mampu menyegarkan semangat kita dari ketergelinciran di masa lalu dan pesimisme di masa datang.
(baca juga: Masa Depan Pesantren Salaf)
Rasa takut dan harapan adalah keyakinan bahwa dengan Izin dan Kuasa Allah Swt kita mampu Meraih Bintang, meminjam bahasa Via Vallen. Juga, secercah optimisme dalam bahasa “The Avengers” untuk melawan “Thanos” (Setan) dalam “Infiniy War” (Perang Tanpa Batas).
Penulis merupakan pengasuh pesantren Nuris Jember.