Mengenang Sejarah Tahun Baru Islam

Pesantren Nuris– Tahun baru Islam menjadi suatu hari yang penting bagi umat Islam. Sebab, tahun baru Islam menandai adanya peristiwa penting yaitu hijrah Nabi Muhammad Saw dari kota Mekah ke Madinah pada tahun 622 Masehi. Hijrah Nabi Muhammad Saw tersebut terjadi pada tanggal 1 Muharram di kalender Hijriyah. Nabi Muhammad Saw merupakan penyebar agama Islam yang kembali Mekah setelah mendapatkan wahyu dari Allah Swt untuk menyebarkan agama Islam ke seluruh dunia. Tanggal 1 Muharram jatuh pada tanggal 11 September 2018 dan ditetapkan sebagai hari libur nasional.  Bulan Muharram merupakan satu dari empat bulan suci yang terjadi dalam satu tahun.

(baca juga: Sejarah Ekspansi Islam di Tanah Andalusia)

Sejarah tahun baru Islam bermula dari kebingungan umat Islam pada masa itu dalam menentukan tahun. Sebelum zaman Nabi Muhammad Saw, orang Arab tidak menggunakan tahun untuk menandai suatu peristiwa. Atas usulan dari Ali Bin Abi Thalib, pertama kali dibuat kalender Islam dibuat. Hijrah Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah, sebagai awal mula lahirnya Islam sebagai agaman yang Berjaya. Hijrah merupakan tonggal kebangkitan Islam.  Hijrah megandung makna semangat juang yang tinggi dan tidak mudah menyerang.

Tidak mudah bagi Nabi Muhammad Saw dan para pengikutnya untuk menyebarkan agama Islam. Sebab, mereka dijauhi oleh kelompok musyrik yang kafir. Ketegangan antara umat Islam dan kelompok musyrik semakin meningkat ketika Nabi Muhammad Saw dan para pengikutnya dipaksa untuk menunggalkan kota Mekah ke Madinah. Peristiwa itu dikenal dengan istilah hijrah. Oleh karena itu, hijrah merupakan simbol yang melambangkan permulaan Islam dan penanggalannya.

(baca juga: Sejarah dan Makna Idul Adha)

Mengingat hal tersebut, masyarakat Indonesia memiliki tradisi tersendiri untuk merayakan tahun baru Islam. Di Indonesia, terdapat beragam tradisi yang berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Misalnya, di beberapa daerah di Jawa Timur, umat Islam menyiapkan beberapa sesaji berupa buah-buahan, sayur-sayuran, dan beras sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah Swt dan memohon anugerah-Nya. (red/Alfin)

 

 

Related Post