Soal:
Anak merupakan karunia yang berikan Allah Swt kepada sebuah keluarga.Namun,anak juga merupakan amanah Allah Swt yang mesti dijaga, dirawat serta dididik oleh kedua orang tuanya.Mendidik anak harus dimulai sebelum anak itu lahir ke dunia,tidak hanya dilakukan setelah ia besar.Salah satu bentuk pendidikan terhadap anak adalah membacakan adzan dan iqomah ketika anak tersebut dilahirkan. Bagaimana hukum melakukan hal tersebut? Apakah pernah diajarkan Rasulullah Saw?
Jawab:
Ulama sepakat bahwa sunnah hukumnya mengumandangkan adzan dan iqomah pada saat seorang bayi terlahir ke dunia.
وَيُنْدَبُ الْأَذَانُ لِأُمُوْرٍ أُخْرَى غَيْرِ الصَّلاَةِ مِنْهَا الْأَذَانُ فِي أُذُنِ الْمَوْلُوْدِ الْيُمْنَى عِنْدَ وِلاَدَتِهِ كَمَا تُنْدَبُ الْإِقَامَةُ فِي الْيُسْرَى. (الفقه الإسلامي وأدلته، ج ١ ص ٥٦١)
“Adzan juga disunnahkan untuk perkara selain shalat. Di antaranya adalah adzan di telinga kanan anak yang baru dilahirkan. Seperti halnya sunnah untuk melakukan iqamah di telinga kirinya. “ (Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, juz 1, hal 561).
(baca juga: Melafalkan Niat Sebelum Shalat)
Kesunnahan ini dapat diketahui dari sabdah Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh ‘Ubaidillah bin Abi Rafi’:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِي رَافِعٍ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ رَأيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَذَّنَ فِيْ أُذُنِ الحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ حِيْنَ وَلَدَتْهُ فَاطِمَةُ بِالصَّلاَةِ (سنن أبي داود, رقم ٤٤٤١)
“Dari Ubaidillah bin Abi Rafi’ RA, dari ayahnya, ia berkata, “Aku melihat Rasulullah Saw mengumandangkan adzan di telinga Husain bin ‘Ali RA ketika Siti Fatimah melahirkannya. (Yakni) dengan adzan shalat. “ (Sunan Abi Dawud [4441])
Lalu,tentang fadhilah dan keutamaannya, Sayyid ‘Alawi al-Maliki menyatakan:
اَلْأَوَّلُ فِعْلُهُ فِي أُذُنِ الْمَوْلُوْدِ عِنْدَ وِلاَدَتِهِ فِي أُذُنِهِ الْيُمْنَى وَالْإِقَامَةُ فِي أُذُنِهِ الْيُسْرَى. وَهَذَا قَدْ نَصَّ فُقَهَاءُ الْمَذْهَبِ عَلَى نَذْبِهِ، وَجَرَى بِهِ عَمَلُ عُلَمَاءِ الْأَمْصَارِ بِلاَ نَكِيْرٍ، وَفِيْهِ مُنَاسَبَةٌ تَامَّةٌ لِطَرْدِ الشَّيْطَانِ بِهِ عَنِ الْمَوْلُوْدِ وَلِنُفُوْرِهِمْ وَفِرَارِهِمْ مِنَ الْأَذَانِ كَمَا جَاءَ فِي السُّنَّةِ. (مجموع فتاوى ورسائل، ١١٢)
“Yang pertama, mengumandangkan adzan di telinga kanan anak yang baru lahir, lalu membacakan iqamah di telinga kirinya. Ulama telah menetapkan bahwa perbuatan ini tergolong sunnah. Dan mereka telah mengamalkan hal tersebut tanpa seorang pun yang mengingkarinya. Perbuatan ini ada relevansi yang sempurna untuk mengusir syetan dari anak yang baru lahir tersebut. Karena syetan akan lari terbirit-birit ketika mereka mendengar adzan, sebagaimana keterangan yang ada dalam hadits. “ (Majmu’ Fatawi wa Rasa’il, 112)
(baca juga: Melihat Allah Swt di Surga)
Menjadi jelas bahwa adzan untuk bayi yang baru dilahirkan itu memang sunnah hukumnya. Salah satu fungsinya adalah untuk mengusir syetan dari anak yang baru lahir tersebut.
Sumber: KH Muhyiddin Abdusshomad. 2010. Fiqih Tradisionalis. Surabaya: Khalista.