Soal :
Setelah membaca shalawat al-Daiba’i (diba’an) maka dilanjutkan dengan Mahall al-Qiyam. Yaitu membaca shalawat Barzanji dengan berdiri. Siapa pengarang Shalawat Barzanji tersebut?
Jawab:
Dalam kitab al-Munjid fi al-A’lam halaman 125 disebutkan :
جَعْفَرُ الْبَرْزَنْجِيُّ الْمَدَنِيُّ هُوَ خَطِيْبُ الْحَرَمِ النَّبَوِيِّ وَمُفْتِي الشَّافِعِيَّةِ، تُوُفِّيَ بِالْمَدِيْنَةِ سَنَةَ ١١٧٧ هـ /١٧٦٣ م. مِنْ مُؤَلَّفَاتِهِ قِصَّةُ الْمَوْلِد النَّبَوِيِّ. (المنجد في الأعلام ، ص ١٢٥)
“Ja far al-Barzanji al-Madani adalah khatib di Masjid al-Haram dan seorang mufti dari kalangan Syafi’iyyah. Wafat di Madinah pada tahun 1177 H/1763 M. Di antara karangan beliau adalah Kisah Maulid Nabi”. (Al-Mujid fi al-A’lam, 125)
(baca juga: Membaca Surat al-Kahfi dan Shalawat pada Hari Jumat)
Sebagai mufti dari kalangan Syafi’iyyah tentu al-Barzanji sangat menghormati keluarga, keturunan, dan para sahabat Nabi Muhammad Saw. Ini dibuktikan dalam doa beliau, yaitu:
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى أَوَّلِ قَابِلٍ لِلتَّجَلِّي مِنَ الْحَقِيقَةِ الكُلِّيَّةِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ نَصَرَهُ وَوَالاَهُ (مجموعة الموالد والأدعية، ص ٧٤)
“Ya Allah, semoga shalawat dan salam terlimpahkan kepada orang yang pertama kali menerima kecerahan hakekat kebenaran keseluruhan (yaitu Nabi Muhammad Saw), kepada keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang menolong dan mengikuti jejaknya.” (Majmu’ Mawalid wa al-Ad’iyyah, 73).
(baca juga: Qadha’ Shalat untuk Orang yang Sudah Mati)
Doa ini membuktikan bahwa al-Barzanji termasuk golongan Ahl al-Sunnah Wa al-Jama’ah. Sebab, beliau berpegang teguh pada ajaran Nabi Muhammad Saw dan sahabat-sahabat beliau.
Sumber: KH Muhyiddin Abdusshomad. 2010. Fiqih Tradisionalis. Surabaya: Khalista.