Sosok Tawadu dan Pejuang Cahaya Islam di Jember
Penulis: M. Izzul Aroby*
Nama lengkap Sang Pembawa Cahaya Islam di Kabupaten Jember adalah KH. Muhammad Siddiq bin KH. Sholeh bin Raden Pangeran Asri bin Raden Barda’i bin Raden Yusuf bin Sayyid Abdurrahman Basyaiban. Beliau merupakan seseorang yang sangat berjasa bagi penyebaran agama Islam di Jember.
Beliau bersama murid-muridnya mendirikan beberapa masjid sebagai tonggak peradaban Islam di Jember pada tahun 1870-an. Masjid Al Baitul Amin Jember dan Masjid Nur Talangsari adalah salah satu masjid yang didirikan oleh beliau.
(baca juga: Sosok Kesejatian Ibu, Humaira’ di Pesantrenku)
Beliau pendiri pondok pesantren Ash-Shiddiqi putra di Talangsari sebagai embrio pendidikan Islam sekaligus markas bagi para pejuang kemerdekaan. Salah satu putra beliau yang masyhur adalah KH. Achmad Shiddiq, yang menyatakan bahwa Pancasila tidak bertentangan dengan Islam bahkan selaras dengan Islam. Hal tersebut dikemukakan pada tahun 1984 di Situbondo.
Muhammad Shiddiq wafat pada tanggal 09 Desember 1934 pada Usia 80 tahun. Seyogyanya sebagai seseorang yang tinggal di Jember untuk berkunjung ke makam beliau untuk mengenang jasa seraya mengharap barakah beliau. Makam tersebut terletak di Condro, dekat dengan Masjid Besar Raudhatul Muchlisin.
Perihal ziarah kubur, para ulama sangat menganjurkan sekali. Ibu Hajar Al Haitami mengatakan: berziarah ke makam para wali adalah ibadah yang disunnahkan, demikian pula perjalanan ke makam mereka. (Al Fatawi Al Kubra Al Fiqhiyyah, juz 2, hal 24 )
Penulis adalah alumni MA Unggulan Nuris lulusan tahun 2016. Kini menjadi mahasiswa aktif di kampus Politeknik Negeri Jember.