Penulis: Gibran Ramadhani
Siapa yang tidak tau dengan permainan sepak bola, yang mana didalamnya ada dua belah pihak dengan jumlah pemain sebanyak 11 orang. Mereka dilatih untuk menjaga gawang sendiri dan memasukkan bola kearah lawan. Permainan ini sudah ada sejak zaman dulu. Mungkin akan dibilang kurang update kalau tidak tau permainan yang satu ini, khususnya untuk para santri era modern selain mengaji kitab, sepak bola adalah kebiasaan mereka saat jenuh. Lalu apa sih makna tersendiri untuk para santri tentang sepak bola?
(baca juga: Belajar dari Hujan)
Waktu hanya 90 menit. Dalam permainan sepak bola FIFA menetapkan waktu permainan sebanyak 90 menit saja, 35 menit dalam satu kali babak pertandingan. Oleh karena itu, para santri sangatlah berjuang dalam permainan ini karena mereka tau bahwa permainan ini tidaklah selamanya hanyalah sebentar saja. Begitu juga para santri memaknai hidup ini mereka sadar kalau hidup ini tidak akan lama seperti yang difirmankan oleh Allah Swt bahwasannya hidup itu hanyalah sementara saja.
Saling berbagi. Dalam permainan sepak bola kita bukanlah individual akan tetapi membutuhkan sebuah interaksi sosial antara pemain satu dengan pemain yang lain. Contohnya saat kita melihat teman kita sendirian tanpa pengawalan di daerah musuh maka kita harus lah mengumpan kepada mereka. Hal tersebut sama dengan kehidupan saat kita mempunyai banyak rezeki maka kita haruslah perbanyak sedekah kepada orang yang membutuhkan. Saat teman kita memegang bola maka kita berlari menuju ke arah gawang musuh tanpa tersadari teman kita itu akan mengumpan balik kepada kita, sama saat teman kita juga mempunyai rezeki dan kita pernah berbagi kepadanya maka ia akan balas budi kepada kita.
(baca juga: Tentukan Impianmu Sekarang)
Kalah dan menang. Dalam permaian sepak bola tentunya ada salah satu pihak yang kalah dan ada salah satu pihak yang menang. Maka saat kita menang janganlah kita sombong. Kenapa?karena Allah Swt itu tidak suka dengan orang yang sombong jadi kalau kita menang janganlah terlalu menyanjung diri sendiri, malah kita diwajibkan untuk bersyukur atas nikmat yang Allah Swt kasih kepada kita. Begitu pula sebaliknya bagi kita yang kalah janganlah berkecil hati masih ada waktu lain untuk menang mungkin Allah Swt masih belum mengabulkan doa kita untuk menang.
Penulis adalah siswa MA Unggulan Nuris kelas X PK B