Pendidikan Pesantren, Terobosan Jitu Minimalisasi Kenakalan Remaja

Penulis: Handini

Saat ini negara Indonesia adalah negara yang termasuk dalam salah satu negara berkembang di dunia. Saat ini, bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah negara yang sudah dijajah oleh kecanggihan teknologi. Mulanya memang teknologi saja yang masuk ke Indonesia. Tetapi, tidak bisa dipungkiri bawa pengaruh negatif globalisasi juga merasuki jiwa-jiwa penerus bangsa Indonesia. Dampak tersebut bisa dilihat dari kenakalan remaja bangsa yang kian hari kian sering diperbincangkan dan menjadi masalah.

(baca juga: Mengapa Umat Muslim Tidak Dianjurkan Merayakan Valentine Day?)

Serasa menjadi topik biasa saat membicarakan kenakalan remaja bangsa. Seperti halnya remaja yang suka keluyuran dengan anak seusianya tanpa kenal waktu, remaja yang suka main kebut-kebutan di jalanan juga semakin marak dijumpai. Tak tertinggal remaja yang sudah berani mencicipi sedikit demi sedikit rasanya narkoba serta Miras (Minuman Keras). Hal seperti itu, bukan sepenuhnya salah remaja ataupun orang tuanya, dan juga lingkungannya. Tetapi, juga karena dampak negatif globalisasi yang masuk ke Indonesia.   

Salah satu solusi agar jiwa-jiwa penerus bangsa tidak rusak kualitasnya adalah dengan menuntunnya untuk belajar di lingkungan pesantren. Lingkungan pesantren selalu mengajarkan arti dari sebuah kebersamaan yang menjunjung tinggi solidaritas. Sebab dengan mempunyai rasa sosial yang tinggi akan berguna bagi para santri untuk memiliki jiwa kemasyarakatan yang tinggi. Jadi, tidak salah jika pesantren dijuluki sebagai “The Power Of Community”. Tak hanya itu lingkungan pesantren yang terbatas dan penjagaan super disiplin juga memberikan manfaat bagi para santri agar tidak terkena dampak negatif lingkungan luar.

(baca juga: Tiga Hal Ini Akan Kita Lewatkan Saat Bangun Kesiangan. Penasaran?)

Rasa kesederhanaan, kerja keras tinggi, dan akhlaqul karimah yang dimiliki para santri juga menjadikan sikap siap menjadi pemimpin yang amanah tertanam di hati serta perilaku para santri. Karena rasa dan sikap mereka telah dibuktikan serta dilakukan di lingkungan pesantren yang mirip dengan dunia masyarakat sehari-hari. Jadi, jika alumni santri terjun di masyarakat akan menumbuhkan jiwa yang pernah mereka punya di pondok pesantren dulu. Mereka memiliki akhlaqul karimah yang baik serta rasa tanggung jawab yang tinggi menjadikan masyarakat selalu mempercayai alumni santri menjadi pemimpin bangsa.    

Penulis adalah siswa SMA Nuris Jember kelas X IPA 1. Penulis juga aktif sebagai anggota ekstrakurikuler Jurnalistik Website Pesantrennuris.net

Related Post