Aminatuz Zuhriyah: Terapkan Beradab Sebelum Berilmu

Penulis: Handini dan Ana Muthia*

Madrasah Sains (M-Sains) Nuris baru saja melantik kepengurusan baru angkatan ke enam pada 12 Juli 2019 lalu. Mulai dari ketua umum, wakil, hingga ketua masing-masing bidang telah diresmikan oleh Desy Maya Fitriyah,S.Pd, selaku kepala Madrasah Sains Nuris dengan mengucap sumpah dan pemotongan tumpeng.

Aminatuz Zuhriyah, merupakan ketua umum terpilih dari hasil polling dan rekomendasi guru. Lantas seperti apakah sosok gadis berkulit sawo matang ini? Dan seperti apakah dedekasinya sebagai ketua M Sains yang baru? Berikut wawancara tim jurnalistik Handini dan Ana Muthia dengan Aminatuz Zuhriyah.

(Baca juga: Berani Berinovasi Lewat Komik Ala Komika Sadiyah Maruf)

Bagaimana perasaan Anda saat diberi amanah menjadi ketua M-Sains?

Mengenai perasaan dan tanggung jawab dalam memimpin sebuah organisasi tidaklah mudah dipahami dan sangat berkesinambungan. Jika saya menjawab boleh menjawab jujur, perasaan saya antara suka, takut, biasa saja, sedih bercampur menjadi satu. Menurut saya, namanya juga tanggung jawab seharusnya juga dilaksanakan dengan baik dalam keadaan apapun. Salah satu hal yang mendukung tanggung jawab saya berjalan dengan baik yaitu bisa merangkul anak-anak M-Sains agar meraih prestasi dan memajukan M-Sains kedepannya.

Apa visi-misi Anda untuk memajukan M-Sains?

Mengenai visi da misi salah satunya yaitu menggali potensi dan prestasi dengan berlandaskan akhlaqul karimah. Memang sekilas hanya simple di mata. Tetapi, dalam visi misi tersebut terdapat beberapa hal yang membuat kemenangan siswa terwujud dengan membawa almamater santri. Intinya motto beradab sebelum berilmu yang saya terapkan dalam visi-misi untuk memajukan M-Sains kedepannya.

Menurut Anda, apakah sosok perempuan layak menjadi seorang pemimpin?

Sebagai wanita, kita tidak diciptakan untuk berdiam diri saja. Wanita juga punya hak dan kedudukan yang sama untuk menjadi pemimpin, karena di Indonesia emansipasi wanita sudah diterapkan. Selama itu dapat bertanggung  jawab sebagai pemimpin, tidak akan jadi masalah. Jadi, menurut saya wanita layak menjadi seorang pemimpin.

Apakah sebelumnya Anda telah berpengalaman menjadi seorang pemimpin dalam sebuah organisasi?

Bukan menjadi pemimpin tepatnya saat itu, saat masih duduk di bangku MTs memang saya pernah diberi amanah untuk menjadi WAKETOS (Wakil Ketua Osis) dalam organisasi sekolah (OSIS) dan pengalaman tersebut serasa telah menjadi bekal untuk pengalaman berorganisasi yang lebih tinggi, seperti sekarang ini.

(Baca juga: Keterampilan Desain Asah Kreativitas)

Apa pesan Anda untuk pengurus M-Sains lainnya agar bisa menjadi panutan bagi anggota M-Sains lainnya?

Saya hanya berharap peningkatan solidaritas kalian untuk mengemban amanah bersama-sama. Untuk masalah menjadi contoh ataupun panutan bagi anggota lainnya saya berharap agar pengurus M-Sains bisa meningkatkan kedislipinan dan menghilangkan sifat egois dalam diri masing-masing.  

Penulis adalah siswa SMA Nuris Jember yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik.  

Related Post