Asimilasi Budaya Di Indonesia

Penulis: M. Qorib Hamdani*

Indonesia adalah negara  kaya akan alam yang kian menumpuk, tapi kekayaan alam di Indonesia tidak bisa dirasakan oleh jiwa masyarakat dalam  negeri. Entah kenapa masyarakat dalam tak melestarikan  kekayaan alam , yang ada hanyalah penelantaran alam semata, dan sedikitnya kasih sayang pada alam. Tetapi Indonesia bukan hanya kaya akan alam  tetapi seni budaya Indonesia juga banyak, jika dihitung menggunakan persentase hitungannya sudah tak terhingga. Hasil observasi dari beberapa peneliti menyatakan bahwa jumlah budaya yang ada di Indonesia sebanyak 7.241 budaya yang ada dalam keberanekaragaman Indonesia.

Terjadinya globalisasi di Indonesia, seni budaya semakin tergusur. Proses ini disebut asimilasi. Asimilasi adalah hubungan antar budaya yang terjadi di suatu wilayah. Hal ini bukan hanya tumbuh dengan akulturasi, tapi asimilasi budaya juga bisa terjadi jika dalam akulturasi ada dua atau lebih dan bercampur tanpa menghilangkan ke autentikan budaya tersebut.

(Baca juga: Alam Dalam Milenial 4.0)

Tentang dampak dari asimilasi bagi budaya yang berkolaborasi, menyebabkan keautentikan budaya akan terlihat samar karena disaat ada dua hal yang saling berkumpul, salah satu dari keduanya akan lebih menonjol atau tertimbun.

Lalu bagaimana bisa terjadi asimilasi? Apakah ada faktor pendorong munculnya asimilasi? Ada beberapa faktor yang menyebabkan asimilasi muncul, diantaranya:

Pertama, adanya sikap toleransi dalam diri setiap indovidu
Kedua, adanya kesempatan yang sama bagi setiap individu dalam biang ekonomi
Ketiga adanya sikap menghormati dan menghargai orang lain dan kebudayaan yang berbeda
Keempat adanya sikap terbuka dari kelompok yang dominan dalam masyarakat
Kelima adanya persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal
Keenam terjadinya perkawinan campuran antara kelompok yang berbeda kebudayaan

(Baca juga: Ingin Mudah Belajar Kitab Yuk Intip Tips Berikut)

Ketujuh adanya kesadaran antar kelompok untuk mengadapi musuh yang berasal dari luar. Murah Koentjaraningrat mengatakan bahwa faktor asimilasi tidak akan terjadi apabila masyarakat kurang memiliki pengetahuan tentang budaya baru, dan juga jika masyarakat terdapat perasaan takut terhadap kekuatan kebudayaan. Itulah salah datu strategi atau penghambat terjadinya faktor asimilasi.

Bisa kita tarik benang merah dari teks di atas, bahwa kita harus menjaga keautentikan budaya Indonesia, karena Indonesia sudah terkenal dengan keberagaman budayanya.

Contoh asimilasi yang ada di Indonesia yakni kebiasaan dalam menggunakan sendok dan garpu dalam kehidupan sehari-hari. Awalnya kebiasaan ini ditiru oleh sebagian kaum elit di Indonesia, dari masyarakat eropa, namun saat ini sebagian besar masyarakat Indonesia menggunakan sendok dan garpu dalam kehidupan sehari-hari, dan  masih banyak contoh asimilasi lainnya.

Penulis merupakan siswa kelas XI PK MA Unggulan Nuris yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik.

Related Post