Bersama Alarm CUBI, Bangga Berbahasa Indonesia

Penulis: Ahmad Rahmatullah*

Bahasa merupakan sebuah alat untuk berkomunikasi yang berupa lambang bunyi dan bersifat dinamis. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Kridalaksana (1997) yang menyatakan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Sebagai alat untuk berkomunikasi, bahasa tidak pernah lepas dari manusia, artinya tidak ada kegiatan manusia yang tidak disertai dengan bahasa.

Oleh karena itu, sampai saat ini belum pernah ada angka yang pasti berapa jumlah bahasa yang ada di dunia ini.  Salah satu jenis bahasa tersebut adalah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi Republik Indonesia atau bahasa persatuan bangsa Indonesia yang diresmikan penggunaannya satu hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa persatuan, bahasa negara, atau bahasa resmi Republik Indonesia berawal dari adanya peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 (Rahayu, 2009: 7). Bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku bangsa dan masing-masing suku tersebut memiliki bahasa daerah sebagai bahasa pertama. Sekarang banyak orang yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang telah menyatu dengan bahasa daerah dan bahasa asing yang berkembang di Indonesia.

(Baca juga: Filosofi Air)

Sebagai bahasa persatuan, bahasa negara, atau bahasa resmi Republik Indonesia, bahasa Indonesia digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Salah satu masyarakat pengguna bahasa Indonesia adalah remaja. Remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa, sehingga mereka memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dan ketika ia menyerap suatu informasi mereka akan mudah terpengaruh dan tidak jarang mereka juga akan mempraktikkannya dalam keseharianya. Misalnya ketika muncul suatu istilah baru atau jargon tertentu,  maka mereka akan menggunakannya dalam kehidupan sehari-sehari.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi psikis remaja sangatlah labil, sehingga informasi apapun yang mereka terima mau tidak mau pasti akan berpengaruh terhadap kehidupan mereka. Sebagai contoh, ketika remaja menggunakan sosial media seperti facebook, saat ingin mengunggah foto mereka lebih senang menggunkan kata upload daripada kata “unggah” yang merupakan kosa kata bahasa Indonesia. Ketika mereka ingin mengunduh suatu data, lebih senang menggunakan kata download dari pada “unduh”.

Berdasarkan hal tersebut diperlukan usaha yang sungguh-sungguh untuk mempertahankan eksistensi bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa. Remaja menjadi salah satu komponen utama untuk mempertahankan eksistensi bahasa Indonesia.

(Baca juga: Filosofi Payung)

Sekolah memiliki peran penting dalam menunjang kecintaan remaja terhadap bahasa Indonesia. Sekolah merupakan suatu hal yang penting bagi remaja, karena di sekolah mereka bisa bertemu dengan teman-temannya yang sedang berada pada tahap perkembangan yang sama. Di sekolah, remaja mendapatkan pelajaran bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia tersebut menjadi salah satu mata pelajaran yang menentukan kecintaan remaja terhadap bahasa Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan pembelajaran bahasa Indonesia yang menyenangkan dan dapat meningkatkan kecintaan remaja terhadap bahasa Indonesia. Memotivasi dan menghidupkan suasana kelas, keterampilan berkomunikasi perlu ditingkatkan melalui metode yang tepat dalam proses pembelajaran (Susatio, 2006: 11).

Pembelajaran bahasa Indonesia yang menyenangkan seyoganya memanfaatkan teknologi karena remaja identik dengan teknologi. Lantas apa teknologi tersebut dan bagaimana penggunaannya dalam pembelajaran bahasa Indonesia? Alarm CUBI (Cinta Untuk Bahasa Indonesia) bisa menjadi solusi untuk meningkatkan kecintaan remaja terhadap bahasa Indonesia.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), alarm berarti bunyi. Pada dasarnya alarm didefinisikan sebagai sebuah bunyi peringatan atau pemberitahuan. Alarm berfungsi untuk memberitahukan apabila terjadi bahaya dan kerusakan atau kejadian yang tidak diharapkan pada jaringan melalui sinyal sehingga memberikan peringatan secara jelas agar dapat diantisipasi.

Alarm CUBI (Cinta Untuk Bahasa Indonesia) adalah alarm yang dapat digunakan untuk mengantisipasi kesalahan penggunaan bahasa Indonesia oleh remaja dan meningkatkan kecintaan remaja terhadap bahasa Indonesia. Alarm ini akan berbunyi ketika mendengar pengucapan bahasa Indonesia yang salah dan benar. Ketika mendengar pengucapan bahasa Indonesia yang salah alarm ini akan berbunyi sebagai pemberitahuan beserta perbaikannya. Bunyi pemberitahuan tersebut adalah“Maaf, kata-kata Anda kurang tepat, perbaikannya adalah….”. Sama halnya, jika mendengar ucapan bahasa Indonesia yang benar, alarm akan berbunyi “Kamu Cinta Bahasa Indonesia”. Selain itu, alarm ini dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia. Guru yang mengajar bisa membawa alarm ini untuk meningkatkan kecintaan remaja terhadap bahasa Indonesia. Remaja semakin semangat belajar apabila guru menciptakan pembelajaran yang menarik.

Alarm CUBI (Cinta Untuk Bahasa Indonesia) memiliki beberapa manfaat. Pertama, alarm CUBI ini bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia, karena cara kerja alarm tersebut akan memancing semangat remaja untuk belajar dan secara tidak langsung mereka bangga memiliki bahasa Indonesia. Kedua, alarm CUBI (Cinta Untuk Bahasa Indonesia) merupakan sarana belajar bahasa Indonesia, karena ketika seseorang salah mengucapkan bahasa Indonesia, secara langsung muncul pembenarannya. Ketiga, pemanfaatan alarm CUBI (Cinta Untuk Bahasa Indonesia) dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia dapat mendorong remaja untuk terbiasa menggunakan bahasa Indonesia.

Bentuk alarm CUBI (Cinta Untuk Bahasa Indonesia) didesain secara sederhana dan fleksibel sehingga mudah dibawa kemana-mana. Hal tersebut karena alarm CUBI (Cinta Untuk Bahasa Indonesia) hanya berupa kotak kecil dengan tombol power. Alarm CUBI (Cinta Untuk Bahasa Indonesia) terdiri dari beberapa komponen utama yang mudah untuk didapatkan. Komponen tersebut terdiri dari mikrofon, mikrokontroler, modul wifi, dan bazer. Pada dasarnya mikrofon adalah komponen elektronika yang dapat mengonversi gelombang suara ke energi listrik. Pada alarm CUBI (Cinta untuk Bahasa Indonesia) ini,mikrofon berfungsi untuk menangkap suara pengucapan bahasa oleh seseorang, kemudian mengubahnya ke dalam energy listrik untuk diproses. Mikrofon dalam hal ini bisa dikatakan sebagai sensor suara. Mikrokontroler adalah sebuah chip yang berfungsi sebagai pengontrol rangkaian elektronik dan umunya dapat menyimpan program di dalamnya. Mikrokontroler di alarm CUBI (Cinta Untuk Bahasa Indonesia) digunakan untuk menyimpan program yang berupa kamus seperti halnya Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Program ini bertugas mengolah kosa kata bahasa Indonesia.

Modul Wifi adalah sebuah perangkat yang bertugas membantu mikrokontroler. Mikrokontroler yang terdapat pada alarm CUBI (Cinta Untuk Bahasa Indonesia) digunakan untuk membaca program yang terdapat pada mikrokontroler. Buzzer adalah komponen elektronika yang bertugas untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Buzzer akan menangkap getaran dari mikrokontroler, kemudian menghasilkan bunyi sesuai dengan yang diprogramkan. Misalnya, “Maaf, kata-kata Anda kurang tepat, perbaikannya adalah….” untuk remaja yang tidak menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dan “Kamu Cinta Bahasa Indonesia” untuk remaja yang menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Para remaja sebagai generasi muda, sudah saatnaya mengembalikan bahasa Indonesia.  Mengurangi komunikasi yang menggunakan bahasa asing dan bahasa gaul menjadi salah satu upaya ke arah yang lebih baik. Maka dari itu mari menjaga kelestarian bahasa Indonesia. Mari lestarikan bahasa Indonesia bahasa Indonesia di negeri yang tercinta ini. Jangan takut menjadi anak muda yang tidak gaul karena menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari, melainkan jadilah sosok anak muda yang menjadi inpirasi dan teladan bagi anak muda lainnya untuk mulai mencintai bahasa Indonesia. Sekolah juga memiliki peran penting, agar remaja lebih mencintai bahasa Indonesia diperlukan sebuah pembelajaran menggunakan media alarm CUBI (Cinta Untuk Bahasa Indonesia).

Kridalaksana, Harimurti. 1997. Dasar-dasar Linguistik Umum. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Rahayu,Minto. 2009. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Susatio, Kristinawati.2006. Penabur. Jurnal Pendidikan. Vol. 7. No. 11.

Penulis merupakan siswa kelas XII IPA MA Unggulan Nuris               

Related Post