Penulis: Deli Anisa Virca*
Uang merupakan suatu benda yang digunakan untuk melakukan transaksi jual beli. Di Indonesia uang dibedakan menjadi dua jenis, yaitu uang kertas dan uang logam. Pada mulanya uang terbuat dari logam setelah berakhirnya masa barter (tukar barang), namun semakin lama harga suatu barang semakin meningkat sedangkan jumlah uang logam terbatas. Sejak inilah uang kertas mulai diperkenalkan dan mulai digunakan.
Pernahkah sahabat perhatikan background uang kertas?
Ya, di sana terpampang foto-foto pahlawan kemerdekaan Indonesia. Mengapa demikian? Sebagaimana Keputusan Presiden Nomor 31 tahun 2016 tentang penetapan gambar pahlawan nasional sebagai gambar utama pada bagian depan rupiah kertas dan rupiah logam di Indonesia. Yaitu untuk mengenalkan pahlawan nasional kepada masyarakat, diharapkan juga dapat menumbuh kembangkan semangat kepahlawanan, kepatriotan, kejuangan, serta sikap keteladanan bagi masyarakat.
(Baca juga: Alam Dalam Milenial 4.0)
Namun yang terjadi saat ini, rakyat Indonesia jarang bahkan hampir tidak mengenal para leluhur bangsa yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Tokoh dalam uang pun mungkin hanya segelintir orang yang mengerti.
Memerlukan proses yang panjang untuk menentukan pahlawan mana yang akan dimasukkan dalam rupiah Indonesia. Bank Indonesia melakukan pembahasan focus group discussion (FGD) dengan sejarawan, akademisi Pemda (Pemerintah daerah), Menkeu (Menteri Keuangan ) dan Mensos (Menteri Sosial). Kemudian BI menetapkan para pahlawan nasional yang akan dimasukkan ke rupiah kertas dan mengajukannya kepada presiden. Setelah disetujui presiden maka persetujuan tadi diletakkan dalam Keputusan Presiden (Keppres).
Pada 1 Januari 2019 Bank Indonesia meluncurkan uang dengan desain terbaru. Beberapa mata uang lama pun seperti uang Rp.10.000, Rp. 20.000 emisi 1998 dan uang Rp. 50.000, Rp.100.000 emisi 1999 sudah habis masa berlakunya. Uang keluaran terbaru tentu dengan tokoh baru juga di dalamnya. Ada 12 tokoh nasional dalam uang baru. Berikut biografi singkatnya.
Pertama, Tjut Meutia yang ada di dalam uang Rp.1000, beliau merupakan pahlawan nasional perempuan tahun 1964 yang berhasil melawan penjajah dan merebut pos-pos colonial Belanda.
Kedua, M.H Thamrin. Beliau merupakan tokoh asli Betawi yang ada di dalam uang Rp. 2000. Pahlawan kelahiran 16 Februari 1894 ini merupakan seorang politisi era Hindia Belanda yang sempat menggantikan dr. Soetomo menjadi wakil ketua Partai Indonesia Raya (Parindra).
Ketiga, Dr. KH Idham Chalid yang merupakan tokoh dalam uang Rp. 5000. Alumni pondok pesantren Gontor yang pernah menjabat sebagai wakil perdana mentri Indonesia pada kabinet Ali Sastromidjojo II dan kabinet Djuanda .
Keempat, Frans Kaisiepo tokoh dalam uang Rp.10.000. Beliau pahlawan asal Papua yang menjadi perwakilan dalam konferensi Malino saat membahas tentang Indonesia Serikat. Beliau juga yang mengusulkan nama Irian Jaya.
Kelima, Dr. GSSJ Ratulagi pahlawan dalam uang Rp. 20.000. Beliau lebih akrab disapa Sam Ratulagi, politikus, jurnalis, dan guru dari Sulawesi utara yang terkenal dengan filsafatnya “Si tou tumou tou” yang artinya “Manusia baru dapat disebut sebagai manusia jika sudah dapat memanusiakan manusia”.
(Baca juga: Ingin Mudah Belajar Kitab? Yuk Intip Tips Berikut)
Keenam, Ir. H Djuanda Tartawidjadja tokoh dalam uang Rp. 50.000. Beliau merupakan Perdana Menteri Indonesia yang ke-10 sekaligus yang terakhir dari tahun 1957-1959 setelah itu, beliau menjabat menjadi Menteri Keuangan dalam Kabinet kerja I.
Ketujuh, Mohammad Hatta tokoh dalam uang Rp. 100.000. Negarawan dan Ekonom yang memainkan peran sentral bersama Ir. Soekarno dalam memerdekakan Indonesia. Beliau merupakan Wakil Presiden pertama Republik Indonesia yang disebut-sebut the founding father’s of Indonesia.
Terakhir, Ir. Soekarno tokoh yang berada dalam uang Rp. 100.000 bersama Moh. Hatta. Sosok yang dikenal penuh wibawa dan kharismatik Presiden pertama RI yang memegang peran penting dalam kemerdekaan dan dijuluki sebagai bapak proklamator Indonesia.
Itulah tadi sedikit ulasan mengenai gambar pahlawan yang berada di desain uang kertas, semoga dapat memberi pengetahuan baru bagi para pembaca.
Penulis merupakan siswa kelas XI IPA SMA Nuris Jember yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik.