Abu Hurairah: Sang Ulama Hadits

Penulis: Muhammad Qorib hamdani*

Salah satu ulama hadits yang banyak meriwayatkan adalah Abu Hurairah. Abdurrahman bin Shakr ad-Dausy itulah nama lengkapnya, namun nama Abu Hurairah merupakan suatu julukan yang diberikan oleh Rasulullah sebagai pengganti nama masa jahiliyyah sebelumnya yaitu Abdu-Syams bin Shakr.

(Baca juga: Imam Bukhari Bermodal Kekuatan Hafalan Dan Pena)

Rasulullah Saw memberikan julukan Abu Hurairah karena di saat sebuah majelis Rasulullah, beliau tiba-tiba melihat seekor kucing keluar dari lengan baju gamisnya. Sejak saat itulah Rasulullah memberikan julukan Abu Hurairah yang sekarang menjadi nama yang familiar di telinga kaum muslim.

Dia lahir pada tahun 598 M, dan berasal dari kabilah bani Dausy dari Yaman. Sejak masih kecil dia sudah menjadi yatim. Masa mudanya ia gunakan dengan menuntut ilmu dan bekerja kepada Basrah binti Gazawan yang kemudian setelah masuk islam dinikahinya.

Abu Huarairah masuk Islam pada tahun ke-7 hijriah tepatnya setelah Perang Khaibar. Dia adalah seorang pimpinan penghuni suffah, yang mengurangkan seluruh waktunya hanya untuk beribadah kepada Allah SWT dan mencari hadits. Suffah adalah tempat berlindungnya sahabat di Masjid Nabawi.

(Baca juga: Habiburrahman El Shirazy Tokoh Islam Menjadi Inspirasi Pemuda Indonesia)

Seseorang yang pernah mendapat doa dari rasulullah adalah Abu Hurairah, sehingga ia hafal terhadap apa yang dilihat dan didengarnya. Ada suatu hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari yang berbunyi Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abu Bakr Abu Mush’ab berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ibrahim bin Dinar dari Abu Dzi’b dari Sa’id Al Maqburi dari Abu Hurairah berkata “Aku berkata, “Wahai Rasulullah, aku telah mendengar dari tuan banyak hadits namun aku lupa. Beliau lalu bersabda: “Hamparkanlah selendangmu.” Maka aku menghamparkannya, beliau lalu (seolah) menciduk sesuatu dengan tangannya, lalu bersabda: “Ambillah.” Aku pun mengambilnya, maka sejak itu aku tidak pernah lupa lagi.” Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Al Mundzir berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Fudaik dengan redaksi seperti ini, atau dia berkata, “Menuangkan ke dalam tangannya.”

Marwan bin Hakam pernah menguji tingkat hafalan Abu Hurairah pada hadits yang telah dihafalkannya dengan meminta untuk menyebutkan beberapa hadits dan sekretaris Marwan mencatatnya. Setahun kemudian, Abu Hurairah dipanggil dan menyuruhnya untuk menyebutkan semua hadits yang telah ia pernah sampaikan di tahun sebelumnya. Alhasil dia berhasil menyebutkannya tanpa tertinggal satu huruf pun.

Menurut Baqi’ bin Mukhallad, ia meriwayatkan sebanyak 5374 hadits. Ada beberapa faktor yang meyebabkan banyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah diantaranya: rajin menghadiri majelis Rasulullah, selalu bersama Rasulullah, pernah mendapat doa dari Rasulullah sehingga hafalannya kuat, dan umurnya panjang.

Salah satu kumpulan fatwa-fatwa Abu Hurairah r.a pernah dihimpun oleh Syekh as-Subkhi dengan judul fatawa Abi Hurairah r.a. tahun. 670 M wafat karena mengalami sakit, dan wafat di Madinah yang bertempat di maqam al-Baqi’.

Penulis merupakan siswa keals XI PK A MA Unggulan Nuris yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik

Related Post