Gemar Baca dan Hobi Ngopi, Yuks Nongkrong di Angkringan dan Rumah Baca Milik Alumni Nuris

“Saya tidak mau pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki terkubur bersama tubuh saya ketika mati kelak”.

Pesantren Nuris – Mungkin kata motivasi dari Bob Sadino itulah yang menjadi langkah awal bagi alumni Nuris yang satu ini untuk memulai bisnisnya, keren bukan. Ya benar, berawal dari kejenuhan menjadi karyawan kafe, lambat laun terbersit pemikiran untuk mendirikan angkringan kafé sendiri. Emang, bagaimana sih awal mulanya? Simak terus yaa biar tau sejarahnya.

Mohammad Jaylani, nama alumni Nuris yang satu ini. Nyantri sedari SMP, melanjutkan ke MA megambil jurusan IPA, kemudian lulus tahun 2015. Barangkali sudah tidak asing lagi dirinya bagi angkatan senior. Dikenal sebagai santri atau murid yang aktif hingga akhirnya pada masa MA terpilih menjadi Ketua OSIS. Dan sekarang, ia mempraktikkan apa yang ia geluti semasa kuliahnya.

“Pengalaman di dunia perkopian ini saya peroleh semasa kuliah, memanfaatkan waktu luang dengan menjadi barista kopi di warkop-warkop terdekat kampus. Hingga empat tahun berlalu menjadi karyawan kafé, saya mempunyai inisiatif, kenapa kok tidak mendirikan kafé sendiri?” Ungkap pemuda kelahiran Jember,  19 Maret 1996 tersebut.

(baca juga: Jadi Youtuber, Alumni Nuris Ajarkan Bahasa Inggris dengan Cara yang Menyenangkan)

Bekerjasama dengan salah satu alumni Nuris juga, yakni Gus Fahmi. Kemudian bersama-sama merintis dan mengajak serta masyakarat pedesaan untuk dapat menikmati tradisi ngafe yang banyak didapati di daerah perkotaan. Serta juga ingin membawa budaya gemar baca bagi masyarakat sekitar ketika sedang nongkrong di kafenya.

“Ide mendirikan kafé itu sebenarnya sudah lama saya inginkan, tetapi karena terkendala modal yang belum memadai. Akhirnya ketika bertemu Gus Fahmi ini, beliau mau diajak bekerjasama dengan menanamkan modal utamanya. Hal itu saya kira karena sama-sama menyukai sastra, membaca, dan punya keinginan yang sama. Dan saya juga aktif di Komunitas Malam Puisi Jember  serta Gus Fahmi ini juga sudah menerbitkan dua buku puisi. Maka dengan restu orang tua, kita dirikan kafé sekaligus rumah baca ini.”

(baca juga: Miliki Home Industry, Alumni Nuris juga Berkarier di JNT Cabang Jember)

Nyicil peralatan sejak menjadi karyawan kafé, membuat modal yang dikeluarkan tidaklah terlalu besar. Dengan hanya bermodal beberapa bangku dan meja kecil yang disertai pula tikar untuk yang suka lesehan. Maka jadilah kafé sederhana dengan nama “Longgu, Angkringan & Rumah Baca”. Dengan slogannya yang kental dengan bahasa daerah (Madura) yakni, Toreh longgu e Ka’dintoh atau Monggo Mampir ke Sini.

“Sengaja menyematkan nama dalam bahasa Madura karena menyesuaikan dengan kultul daerah di sini yang bahasa kesehariannya adalah bahasa Madura”.  Imbuh pemuda yang juga suka bertualang sebagai pendaki ini.

Resmi dibuka sejak tanggal 25 April 2020 kemarin, kafé ini dibuka mulai pukul 20:00 WIB. Harapannya semoga dengan hadirnya kafé ini, dapat membuat masyarakat gemar membaca. Di sini juga menerima sumbangan buku dari teman-teman alumni atau masyakarat sekitar. Dan jangan lupa Follow IG kafé ini Longgu.id agar mengikuti perkembangannya. Salam Literasi, Salam Lestari, dari kami pecinta kopi.[Irfan]

nama : Mohammad Jailani

lembaga : MA Unggulan Nuris, lulusan tahun 2015, jurusan IPA

Kuliah : jurusan PAI, IAIN Jember

Grand Opening Angkringan Longghu dan Rumah Baca milik Alumni Nuris
Related Post