Merasa Gemes Lihat Kenakalan Remaja, Alumni Nuris Ini Ambil Jurusan Psikologi

Ngalap Barokah Kyai, Alumni Nuris Kuliah sambil Nyantri

Pesantren Nuris- Alumni Nuris selalu memiliki kisah menakjubkan dan menginspirasi selepas nyantri di Pesantren Nuris Jember, sama halnya dengan alumni SMK Nuris Jember yang satu ini. Dikenal dengan sosok yang imut-imut serta supel, ternyata di balik keimutannya itu ia merupakan seorang yang berjiwa psikolog. Siapa dia? Yuk simak wawancara tim website pesantrennuris.net berikut!

Namanya Farah Sabatini alumni SMK Nuris Jember tahun 2012. Lahir di Banyuwangi, 31 Oktober 1993 gadis cantik yang merupakan putri kyai pemilik Pesantren Al-Qodiriyah Banyuwangi ini sudah nyantri sejak duduk di bangku MTs, yakni di MTs Al Amiriyyah Darussalam Blokagung Banyuwangi. Setelah lulus dari MTs, kemudian ia kembali nyantri di Pesantren Nuris Jember dan di lembaga formal SMK Nuris Jember mengambil jurusan teknik komputer dan jaringan (TKJ).

(Baca juga: Jadi garda terdepan lawan covid-19 alumni Nuris ini bertugas dengan tulus)

Setelah lulus dari SMK Nuris Jember, Farah (Panggilan akrab Farah Sabatini) kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Darul Ulum  Jombang, yakni sebuah universitas yang berada di naungan Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang,  Ia mengambil jurusan psikologi.

Ia mengaku ingin terus tinggal di pesantren, dan berharap mendapat barokah kyai. Maka dari itu, ia memilih untuk melanjutkan pendidikannya di kampus yang di dalamnya terdapat pesantren.

“Salah satu alasan saya mengapa waktu itu jurusan psikologi menjadi suatu skala prioritas dalam pemilihan bidang studi, adalah karena ketidakmampuan diri sendiri dalam mengolah emosi dan perilaku, juga merasa gemes melihat kenakalan remaja kala itu, sehingga perlu rasanya mempelajari ilmu psikologi. Selain untuk menerapkan pada diri sendiri, juga ingin sekali menerapkan kepada orang-orang yang membutuhkan pertolongan perihal emosi dan perilaku. Apalagi mengingat di rumah ada pesantren yang notabene tidak hanya orang baik-baik saja yang masuk ke sana, tetapi terkadang hasil dari ketidaksanggupan orang tua dalam mendidik anak sehingga anak dipasrahkan saja ke pesantren. Campur jadi satulah antara yang baik dan yang nakal dan ini sangat disayangkan jika tidak ada penanganan khusus,” ujarnya ketika ditanya apa yang membuatnya mengambil jurusan berbeda ketika SMK dan kuliah.

(Baca juga: Mengabdi di dunia pendidikan alumni Nuris juga jajaki bisnis online)

Selain kuliah, Farah juga aktif diberbagai organisasi di kampusnya, seperti pengurus organisasi asrama (asrama kampus) ia menjabat sebagai ketua dalam 2 periode kepengurusan, juga organisasi PMII cabang Jombang, ia menjabat sebagai bendahara umum.

Dalam tugas akhir kuliahnya (skripsi) Farah mengambil judul “Perbedaan Harga Diri Antara Perokok Aktif dan Pasif,” yakni penelitian tentang awal mula kenakalan remaja yang dimulai dengan merokok.

“Menurut pandangan secara subjektif awal mula kenakalan remaja adalah diawali dengan perilaku merokok, seringkali orang yang memulai merokok hanya karena demi sebuah harga diri atau ikut-ikutan temannya, merasa keren atau hebat bila menjadi seorang perokok, dan dianggap culun atau pecundang bagi yang tidak mau merokok. Hal tersebut membuat saya tertarik sekali untuk menguji apakah perokok aktif harga dirinya lebih tinggi atau tidak. Dan hasil dari penelitian skripsi saya yakni ternyata memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Justru perokok pasif atau orang yang tidak merokok, memiliki harga diri yang lebih tinggi dibanding perokok aktif,” terangnya.

Sebenarnya Farah berhasil menyandang gelar Sarjana psikologi (S.Psi) pada tahun 2016, namun karena suatu hal, wisuda diundur dan dilaksanakan pada tahun berikutnya yakni 8 Oktober 2017.

Setelah lulus S1, ia tak lantas kembali ke kampung halamannya di Banyuwangi karena masih ingin belajar berorganisasi, juga mencari lebih banyak pengalaman di PMII Jombang. Baru pada tahun 2018, ia memutuskan untuk pulang dan menikah dengan seorang gus, putra kyai pemilik Pesantren Nahdlatuth Thullab Banyuwangi.

Saat ini, ia tinggal di Pesantren Nahdlatuth Thullab mengikuti suami, dan sedang berbahagia karena telah dikaruniai seorang bidadari kecil yang cantik. “Kegiatan saya saat ini ya sementara selain jadi IRT, ngajar ngaji di pondok. Dan tentu saja masih terus belajar ngaji juga ke suami sendiri,” ujarnya bahagia. [Red.Dev]

Biodata

Nama: Farah Sabatini, S.Psi
Lembaga: SMK Nuris Jember 2012, Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan
Kuliah: Jurusan Psikologi, Universitas Darul ulum Jombang
Alamat: Sukomukti, Kaligoro, Srono, Banyuwangi

Related Post