Penulis: Ifan Rafael*
Kitab kuning adalah kitab sebagai sarana pembelajaran islam di pesantren memiliki sumbangsih besar. Kitab kuning menjadi rujukan para santri dalam mengambil ilmu agama dari para ulama.
Kitab Kuning identik dengan pondok pesantren yang merupakan pola pendidikan khas agama islam. Dikutip dari buku kitab kuning,pesantren, dan Tarekat : Tradisi-Tradisi islam, kitab kuning adalah kitab klasik yang ditulis beberapa abad yang lalu.
Kitab kuning merupakan kitab yang terkait dengan materi –materi keagamaan islam dan ilmu-ilmu bantunya. Kitab ini ditulis dalam bahasa arab oleh para ulama masa klasik dan pertengahan.
(Baca juga:manfaat musik bagi kesehatan)
Dari segi isi, kitab kuning ternyata memiliki berbagai keunggulan. Pertama, kitab ini membahas setiap pokok ajaran islam secara sangat komprehensif. Paling tidak, ada satu kesatuan utuh dari setiap materi yang diajarkan. Oleh karena itu, kitab ini disampaikan secara sistematis dengan pola pikir tunggal.
Salah satu kelebihan kitab kuning adalah materinya yang mengajarkan tentang islam rahmatan lil alamin.kitab kuning mengajarkan islam yang penuh dengan kedamaian. Dalam bab fikih misalnya, ada satu bab yang menjelaskan tentang jihad yang mengajarkan tata cara berperang menurut islam. Dalam kitab tersebut, para ulama menjelaskan dengan sangat detail kapan jihad dapat diaplikasikan.
Dalam implementasinya, para santri dan kiai yang mengkaji bab jihad tak sembarangan dalam mengaplikasikan ajaran ini begitu saja. Mereka umumnya memahami banyaknya syarat yang harus dilalu hingga hukum tersebut dapat diaplikasikan secara tepat.
Sistematika yang runtut memudahkan dalam kitab kuning, selain memberikan pemaham utuh, juga memudahkan penelusuran sumber rujukan. Kitab-kitab ini melandaskan argumentasinya pada hadis atau alquran, sehingga ada penisbatan pengetahuan yang jelas.
Rektor Institut Ilmu Al-Qur’an(IIQ) KH Ahsin Sakho Muhammad mengatakan, kitab kuning atau dikenal juga dengan nama kitab turats masih perlu dipelajari dan dikembangkan. Kitab ini memuat pembahasan yang komprehensif mengenai hukum-hukum agama dan pemecahan masalahnya.
(Baca juga: hikmah beriman pada hari akhir)
Kiai Ahsin berpesan, pembelajaran kitab kuning tak boleh ditingggalkan. Kalangan pesantren harus mempertahankan nilai-nilai lama yang baik menciptakan hal-hal yang lebih baik lagi. Keduanya harus dilakukan dengan masih berpegangan dengan nilai-nilai luhur yang ada pada masa lalu.
Penulis merupakan siswa kelas X PK MA Unggulan Nuris yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik