Penulis: Arnelita Dwi*
14 Februari 2021 tidak hanya menjadi peringatan untuk hari valentine. Tanggal tersebut juga menjadi hari penting bagi etnis Tionghoa, karena pada tanggal tersebut bertepatan dengan Hari Raya Imlek di tahun 2021. Perayaan Imlek ini memang telah rutin dilaksanakan di Indonesia setiap tahunnya. Namun, apakah Sobat tahu jika perayaan Imlek ini sebelumnya dilarang? Penasaran? Yuk kepoin terus!
(Baca juga: selamat hari pers nasional 2021)
Seperti yang sudah Sobat ketahui Imlek dirayakan dengan meriah seperti hari raya pada umumnya. Perayaan Imlek menunjukkan pergantian tahun pada kalender etnis Tionghoa. Singkatnya, permulaan kalender ini disepakati dimulai dari tahun 2967 SM. Jadi, perayaan tahun baru imlek tahun ini adalah perayaan pergantian tahun yang ke 2572.
Jika Sobat melihat kalender tahun 2021, sudah tercantum bahwa perayaan Imlek ditandai dengan hari libur. Namun pada masa kepemimpinan Soeharto, perayaan Imlek tidak diliburkan. Pada masa ini masyarakat Tionghoa merayaan Imlek hanya dengan kerabat dekat dan keluarga saja. Sebab pada masa ini terdapat kebijakan yang mengharuskan masyarakat Tionghoa merayakan Imlek secara internal yang tertuang dalam inpres no 14 tahun 1967. Karena hal tersebut pada masa kepemimpinan Soeharto Imlek tidak dirayakan dengan meriah.
Setelah kepemimpinan Soeharto atau lebih tepatnya saat kepemimpinan Habibie diterbitkan inpres no 26 yang berisi pembatalan aturan-aturan yang mendisriminasi masyarakat etnis Tionghoa.
(Baca juga: selamat ulang tahun di alam yang berbeda bapak pramoedya)
Kemudian, pada masa kepemimpinan Abdurrahman Wahid atau yang acap kali disapa Gus Dur, diterbitkan inpres no 6 yang berisi pencabutan inpres no 14. Maka pada masa kepemimpinan Gus Dur Imlek dapat dirayakan secara meriah oleh masyarakat Tionghoa.
Barulah pada masa kepemimpinan Megawati Imlek ditetapkan menjadi Hari Libur Nasional. Karena itu sampai saat ini Perayaan Imlek ditetapkan menjadi Hari LIbur Nasional.
Bagaimana? Ternyata perjalanan bangsa kita dalam bertoleransi sangat panjang, ya Sobat. Beruntung sekali kita sekarang dapat hidup saling berdampingan satu sama lain dan dapat saling memahami setiap perbedaan. Demikian artikel singkat ini, semoga dapat menginspirasi Sobat semua. Terima kasih.
Penulis merupakan siswa kelas XI IPA 2 MA Unggulan Nuris Jember yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik