Penulis: Gibran Ramdhani*
Bulan ramadhan adalah bulan yang sangat mulia, bulan dengan penuh berkah yang sangat melimpah. Pada bulan itu juga kita beribadah puasa dengan memohon ridho Allah SWT. Setelah menempuh ibadah puasa selama sebulan penuh maka tibalah pada hari raya kemenangan yaitu Idul Fitri.
Semua masyarakat sangat senang ketika hari raya tersebut datang, mereka semua akan keluar dengan wajah bersinar dan berbondong-bondong membeli baju yang baru untuk menunaikan shalat ied bersama, entah itu di masjid maupun di lapangan.
(Baca juga: pahala bersedekah di bulan ramadhan)
Berbeda dengan ulama salaf terdahulu, mereka akan sangat sedih disaat bulan Ramadhan telah berlalu. Ada satu cerita. Suatu saat, Umar bin Abdul Aziz RA keluar rumah di hari Idul Fitri. Dalam khutbahnya beliau berkata, “Wahai rakyatku sekalian! Kalian telah berpuasa karena Allah Subhanahu Wata’ala selama tiga puluh hari.
Demikian juga telah menunaikan shalat malam tiga puluh hari. Hari ini kalian keluar untuk memohon kepada Allah agar semua amalan diterima.” Pada momen demikian, ada seorang salaf yang menampakkan kesedihan. Kemudian ia ditanya, “Bukankah ini hari kegembiraan dan kesenangan?” Ia menjawab, “Benar. Akan tetapi aku adalah seorang hamba yang Allah perintahkan melakukan amalan. Sedangkan aku tidak tahu apakah amalan itu diterima atau tidi? Itulah yang membuatku sedih.”
Coba kita renungi cerita diatas bagaiamana ulama tersebut sangat sedih karena bisa jadi amal mereka pada bulan ramadhan belum tentu diterima sedangkan bulan ramadhan telah berlalu, lalu bagaimana dengan kita yang malah senang ketika bulan ramadhan telah berlalu digantikan dengan hari raya Idul Fitri, maka patutlah bagi kita untuk bersedih karena kita tidak akan tahu apakah amal kita saat bulan ramadhan diterima atau tidak?
(Baca juga: gapai kemenangan lewat amalan dan keutamaan nuzulul quran)
Maka dari itu, marilah kita berbanyak berdoa kepada Allah SWT semoga kita kembali disampaikan pada bulan ramadhan yang akan datang. Dan juga marilah bersama-sama kita hidupkan ramadhan dengan memperbanyak ibadah kepada Allah dan memohon semoga ibadah kita diterima disisinya.
“Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah (umur) kami kepada bulan Ramadhan.”
Semoga kita semua dapat kembali bertemu dengan bulan Ramadhan tahun depan, dalam keadaan sehat, dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi, amin yaa rabbal alamin.
Sumber gambar: tribunnews.com
Penulis merupakan alumni MA Unggulan Nuris