Santri : Upholding The Needs of Indonesia with a Young Entrepreneurial Spirit

Penulis: Sari Dewi Jakfar*

Mengaji dan mengabdi kepada kiai adalah konsep utama menjadi seorang santri terpelajar yang budiman dan baik. Berbagai bentuk kegiatan dan bukti mengabdi diberikan untuk melatih diri bisa menjadi santri yang  manut dan berposes dalam menanamkan sikap tulus pada diri sendiri. Didikan seorang kiai dalam menanamkan jiwa akhlakul karimah tidak dipandang dari sebatas pakonan dan manut santri, namun bersamaan dengan ketulusan kiai dalam membentuk jiwa generasi yang baik dituntun agar mampu mandiri hingga masa depannya nanti.

Santri saat ini pergi untuk memperdalam keilmuannya dalam hal agama, itu adalah santri. Konsep kebutuhan negara yang mendoktrin generasinya untuk terus berkembang tidak hanya dalam hal tersebut, tetapi juga dipastikan mampu membangun skill dirinya. Keterampilan bisa diasah dan diciptakan. Menghadapi kondisi generasi yang tidak mengindahkan jiwa generasi muda seharusnya perlu diajak untuk berproses.  

Gambaran nyata dapat ditelaah dari konsep dan program pesantren dalam mendidik santrinya untuk bekal sukses di masa depan. Pondok Pesantren Nurul Islam Jember dengan berbagai cara memberikan wadah kepada seluruh santri untuk bisa mngapresiasikan kesenangannya dalam bentuk pekerjaan berdasarkan hobi. Program tersebut dinlai efektif melatih keterampilan santri dalam berbagai bidang seperti kepenulisan dan pertanian.

Santri harus mampu menciptakan sejarahnya dan jejak lanskap kehidupannya menuju sukses. Hal itu sangat mudah untuk ditorehkan melalui pengembangan kepenulisan. Sedangkan dalam bidang hobi yang sangat gencar untuk dipelajari saat ini yaitu, kegiatan berbudidaya tanaman dengan tingkat peminat cukup tinggi di luar pesantren.

(baca juga: Peran Kiai dalam Membentuk Mental Santri di Era Pandemi)

Santri bisa mengerti bagaimana memanfaatkan lahan dengan baik bisa menjadi salah satu alasan untuk melatih keterampilannya sejak dini. Pertanian memang bukan hal yang cukup menjanjikan bagi masa muda, namun pada program SDG’S 30 generasi Z sudah harus bisa memanjakan dirinya untuk berlatih bidang penting untuk Indonesia khususnya dalam bidang pertanian.

Pondok Pesantren Nurul Islam Jember sudah banyak memfasilitasi dan memanjakan santri dengan berbagai kesedian kebun hortikultura di beberapa bagian seperti kebun sayur, kebun buah stroberi, kebun tomat, dan lain sebagainya. Meskipun tidak dengan secara spesifik mengetahui seluk beluk melakukan budidaya tanaman, namun dengan ikut serta menanam dan merawat sesuai arahan sudah bisa memberikan sedikit ilmu menjadi seorang santri agropreuner muda.

Berangkat dari mengenal cara budidaya tanaman, santri juga dibekali menjadi seorang entrepreneur yang baik. Hal ini banyak dilakukan ketika santri dengan berbagai kreativitasnya melakukan sebuah acara bazar di pesantren ketika hari libur dan hari besar. Santri akan menyiapkan segala bentuk kebutuhannya untuk melakukan penjualan dengan berbagai strategi yang menarik.

(baca juga: Manfaat Wudlu menurut Ulama dan Kesehatan)

Pesantren Nuris Jember juga tidak membatasi santrinya dengan berbagai hal, justru memfasilitasi agar terus berkembang di era modern yang harus mereka temui di kala menjadi seorang alumni. Tidak menutup kemungkinan bahwa pada dasarnya memgenal potensi diri sangat mendukung mengembangkan kepercayaan santri bahwa dirinya mampu dan berpotensi.

Proses mengenal diri banyak dilakukan dengan mencoba hal baru dan hal tersebut juga sangta dibutuhkan dalam  dunia entrepreneur sebab seorang wirausahan harus bisa mengenali potensi dirinya agar bisa membaca keadaaan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan kemampuannya. Begitulah Pondok Pesantren Nurul Islam Jember memberikan wadah dan membimbing dengan giat demi perkembangan generasi bangsa yang berpikir positif dan luas untuk bisa bersaing dengan kreativitasnya.[]

*penulis adalah alumni SMA Nuris Jember, kini sedang mengabdi di Pesantren Nuris Jember dan menempuh studi sarjana di Universitas Jembe

Related Post