Hari Pramuka: Relevansi bagi Santri di Era Digital dan Global

Penulis: Achmad Faizal*

Hari Pramuka, yang diperingati setiap tanggal 14 Agustus, merupakan momentum penting bagi gerakan Pramuka di Indonesia. Hari ini tidak hanya merayakan semangat kepanduan, tetapi juga menggambarkan relevansi Gerakan Pramuka sebagai wadah pembentukan karakter, keterampilan, dan kepemimpinan bagi generasi muda. Bagi seorang santri, terutama di era digital dan global ini, Hari Pramuka memiliki makna dan relevansi yang mendalam.

Pramuka, atau Praja Muda Karana, adalah gerakan kepanduan yang mengajarkan nilai-nilai dasar seperti disiplin, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap sesama. Nilai-nilai ini sangat penting dalam membentuk karakter generasi muda, terutama santri, yang merupakan bagian integral dari masyarakat Muslim di Indonesia. Santri, yang dikenal karena kedalaman spiritual dan komitmennya terhadap pendidikan agama, dapat memanfaatkan prinsip-prinsip Pramuka untuk memperkuat kualitas pribadi dan kepemimpinan mereka.

Di era digital yang serba cepat ini, tantangan yang dihadapi generasi muda sangat kompleks. Informasi yang melimpah di internet sering kali sulit untuk disaring, dan teknologi bisa menjadi pedang bermata dua yang dapat mempengaruhi perilaku serta pola pikir seseorang. Dalam konteks ini, nilai-nilai Pramuka seperti integritas, kerja sama, dan kewajiban sosial sangat relevan. Santri yang aktif dalam Pramuka dapat memanfaatkan teknologi dengan bijak, mengembangkan keterampilan digital yang produktif, dan menyaring informasi dengan cara yang positif dan kritis.

(baca juga: Sejarah Hari Pramuka; Keiinginan Soekarno sampai Penamaan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX)

Globalisasi juga membawa dampak besar pada cara pandang dan interaksi sosial. Dunia menjadi lebih terhubung, dan perbedaan budaya serta ideologi menjadi lebih menonjol. Bagi seorang santri, memahami dan menghargai keberagaman adalah bagian dari tugas moral dan sosial. Gerakan Pramuka menekankan pentingnya toleransi, kerja sama, dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini, santri dapat memainkan peran aktif dalam menjaga harmonisasi dan mempromosikan perdamaian dalam masyarakat global yang semakin terhubung.

Selain itu, Pramuka mengajarkan keterampilan praktis yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan seperti navigasi, pertolongan pertama, dan manajemen krisis merupakan keterampilan penting yang dapat diaplikasikan dalam berbagai situasi. Santri, yang seringkali terlibat dalam kegiatan komunitas dan sosial, dapat memanfaatkan keterampilan ini untuk memberikan kontribusi yang lebih besar kepada masyarakat mereka. Misalnya, dalam situasi bencana atau krisis kesehatan, keterampilan pertolongan pertama dan manajemen darurat sangat berharga.

Hari Pramuka juga merupakan kesempatan bagi santri untuk memperkuat komitmen mereka terhadap nilai-nilai luhur dan kepemimpinan. Dalam lingkungan yang cepat berubah, kepemimpinan yang berbasis pada etika dan tanggung jawab sangat diperlukan. Pramuka memberikan pelatihan kepemimpinan yang melibatkan pembelajaran berbasis pengalaman dan pengembangan diri. Dengan mengintegrasikan pelajaran ini ke dalam kehidupan sehari-hari, santri dapat mengembangkan kualitas kepemimpinan yang efektif dan berorientasi pada solusi.

(tautan kreasi spesial HUT ke-63 Pramuka: https://youtu.be/gZPekpF2KRw?si=xsKPjAa_C2rSiYZB)

Secara keseluruhan, Hari Pramuka tidak hanya merupakan perayaan semangat kepanduan, tetapi juga merupakan waktu untuk merefleksikan relevansi nilai-nilai tersebut di era digital dan global. Bagi seorang santri, gerakan Pramuka menawarkan alat dan prinsip yang dapat memperkaya pengalaman hidup dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. Dengan mengadopsi nilai-nilai Pramuka, santri dapat lebih siap menghadapi tantangan zaman modern sambil tetap berpegang pada prinsip-prinsip moral dan spiritual yang kokoh.[]

*penulis merupakan guru bahasa Indonesia MA Unggulan Nuris

kreasi santri dalam memperingati hari ulang tahun ke-63 Pramuka tahun 2024

 

Related Post