Memori Nyantri sejak Awal 90-an hingga Tamat SMA Nuris Jember, Kini Ajek Mengabdi Wujud Cinta dan Berkah yang Nyata

Lewati Suka Duka Nyantri, Pernah Diamanahi Ketua Pondok, hingga Diapresiasi sebagai Guru Teladan

Pesantren Nuris – Memori nyantri di Pesantren Nuris Jember di awal tahun 90-an tentunya memiliki ruang kenangan istimewa tersendiri. Seperti yang telah diungkapkan oleh salah satu alumni Nuris yang terbilang senior dan berpengalaman ini. Hal ini bukan sekadar semangat belajar yang tinggi, tetapi juga disertai dengan sikap takzim yang tak diragukan lagi.

Rukmiati, nama lengkap santriwati senior lulusan SMA Nuris Jember, Jurusan IPS, tahun 1994 ini mengungkapkan banyak cerita inspiratif. Meski selama bersekolah dan nyantri di Pesantren Nuris Jember di era pramilenium tak se-instan saat ini dengan berbagai macam perkembangan teknologi dan informasi, tetapi semangat belajarnya tetap tangguh.

Setamat dari SMA Nuris Jember yang dulu pernah dipimpin oleh almarhum Bapak Nur Salim, Ibu Rukmiati, sapaan akrabnya tetap mengabdikan diri di pesantren. Berbagai kepengurusan di pesantren ia emban dengan suka cita tanpa keluh kesah. Bagi beliau, mengabdi bukan hanya sekadar membantu pengasuh dan keluarga, tetapi juga lebih dari sekadar menuntut ilmu.

Di sela pengabdian yang dilakukannya sejak tahun 1995, pada tahun 2005 ia melanjutkan pendidikan diploma 2 Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak (PGTK). Ia pun didapuk sebagai guru TK Bina Anaprasa Nuris Jember kala itu. Tak cukup di situ, ia juga kembali menuntaskan pendidikan sarjana di IKIP PGRI Jember (saat ini menjadi UNIPAR) pada jJurusan S-1 PGTK tahun 2014 silam.

“Walaupun sebenarnya saya tidak punya keinginan dan tidak pernah membayangkan akan menjadi seorang guru apalagi guru TK. Tapi mungkin dengan barokah guru, ilmu saya yang sangat sedikit yang awalnya saya peroleh secara otodidak alhamdulilah insyaallah barokah dan bermanfaat.” Tutur Rukmiati saat diwawancara awak media www.pesantrennuris.net tersebut.

(baca juga: Mantul! Tuntaskan Pendidikan Magister, Alumni Ini Raih Beasiswa S1 dan S2 di ITS Surabaya)

Telah banyak suka duka yang ia lalui selama nyantri, mengabdi hingga kini terus eksis dan tetap energik sebagai guru TK Bina Anaprasa Nuris Jember ini. Bahkan, ia mnyatakan “Insyaallah hidup dan matiku  untuk Nuris tercinta”. Ungkapan ini bukan tanpa alasan, baginya mengabdi dan profesionalnya sebagai tenaga pendidik selalu diiringi rasa cinta dan takzim yang mendalam.

“Dari saya masih mondok sampai saya berkeluarga semua tidak lepas dari peran seorang guru yaitu kiai dan bu Nyai. Bagi saya beliau berdua bukan hanya sebagai guru. Beliau sudah saya anggap seperti orang tua saya sendiri. Dan sampai hari ini insyaallah membawa berkah untuk saya dan keluarga.” Tuturnya.

Totalitas kinerjanya sebagai tenaga pendidik, sebagai seorang santri di Pesantren Nuris Jember hingga kini patut diapresiasi. Beliau juga pernah dianugerahi sebagai guru teladan di Yayasan Nurul Islam Jember atas kerja keras dan loyalitasnya yang tinggi.

Ibu Rukmiati berpendapat bahwa bentuk cinta dan keikhlasan pengabdiannya selama ini di pesantren juga sebagai cara berbakti kepada orang tua. Pasalnya, sejak dahulu orang tuanya sangat dekat dengan keluarga kiai dan nyai hingga menjadi gurunya di pesantren. Dengan apa yang telah ia lakukan terhadap apa yang disenangi orang tua dan melanjutkan silaturrahmi ini sebagai cara berbakti tersebut.[AF.Red]

Nama                    : Rukmiati, S.Pd.
Alamat                 : jalan Raya Sultan Agung gang 1/184 Kauman, Jember
Lembaga              : SMA Nuris Jember, Jurusan IPS, tahun 1994
Kuliah                   : S-1 PGTK IKIP PGRI Jember (saat ini UNIPAR) tahun 2014
Karier                    : Guru TK Bina Anaprasa Nuris Jember

 

Related Post