Inovasi Pengganti Plastik dari Kekayaan Laut

Penulis: Handini Fatihatun Nabila*

Plastik, siapa yang tidak mengenal dengan benda tersebut?. Ya, setengah abad yang lalu masyarakat belum mengenal adanya plastik. Namun, seiring berjalannya waktu plastic telah menggantikan bahan-bahan organic yang digunakan oleh masyarakat pada umumnya. Seperti, tas rotan yang biasanya digunakan untuk belanja serta wadah makanan yang terbuat dari daun pisang dan daun jati.

(Baca juga: Limbah Daun Waru Bisa Jadi Energi Alternatif Benarkah?)

Penggunaan bahan plastic yang diperkirakan sebanyak 100 juta ton/tahun di seluruh dunia, mengakibatkan adanya gangguan kesehatan dan tentunya gangguan lingkungan sekitar. Tak hanya itu,  diperkirakan penggunaan bahan plastic membutuhkan 100 hingga 500 tahun hingga dapat terdekomposisi (terurai) dengan sempurna.

Sterofoam adalah salah satu bahan plastic yang sangat sulit untuk teruarai karena memiliki butir-butir styrene yang diproses dengan menggunakan benzana.  Kandungan benzena dapat menimbulkan banyak penyakit. Sterofoam juga terbukti tidak ramah lingkungan, karena tidak dapat diuraikan sama sekali. Bahkan pada proses produksinya sendiri menghasilkan limbah yang tidak sedikit sehingga dikategorikan sebagai penghasil limbah berbahaya ke-5 terbesar di dunia oleh EPA (Enviromental Protection Agency).

(Baca juga: Efektifkah Kombinasi Antara Limbah Daun Waru dengan Limbah Daun Nanas Untuk Dijadikan Bioetanol)

Ahamad Kamil Ramadhani, Ilham Hafidi, dan Natasya Naura Maulida menciptakan sebuah inovasi yang dapat mengurangi adanya limbah plastik berupa sterofoam. Dari banyaknya permsalahan ditas Siswa MA Unggulan Nuris ini memiliki sebuah inovasi untuk membuat biofoam yang diberi nama BIRUGAT (bifoam rumput laut vdan alga coklat) yang dapat memnafaatkan kekayaan sumber daya laut berupa rumput laun serta mengurangi adanya limbah plastik dari sterofoam.

BIRUGAT sangat mudah untuk dibuat. Inovasi tersebut tentunya membutuhkan alat-dan bahan yang sangat mudah untuk di jumpai, terutama bagi masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar pantai atau pun daerah yang dekat dengan laut. Alat yang dibutuhkan meliputi, Cetakan, Oven kompor, Mixer, baskom, mortar, stamper, labu ukur dan Beaker glass 250 ml. tak hanya itu, bahan- bahan untuk membuat BIRUGAT meliputi, Rumput Laut 1 kg, Sorbitol 500 ml, Alga Cokelat 250 g, H2SO500 ml, aquades 2 L, dan Gliserol 500 ml.

Cara pembuatan BIRUGAT juga tidak membutuhkan metode yang rumit.  Observasi mengenai bahan harus dilakukan pertama kali, kemudian menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, penghalusan bahan dan pencampuran bahan, pengujian produk BIRUGAT, dan yang terakhir pembuatan bahan.

Dengan adanya inovasi tersebut, penggunaan plastik akan dapat digantikan dengan sumber daya laut berupa rumput laut yang dijadikan biofoam ramah lingkungan. Inovasi tersebut juga bermanfaat bagi pembaca agar dapat mengetahui cara pemanfaatan kekayaan laut berupa rumput laut. Tak lupa bagi pemerintah agar dapat mengembangkan dan mendukung adanya hasil penelitian tersebut agar dapat meminimalisir sampah lingkungan sekitar.

Penulis merupakan siswa kelas XI IPA SMA Nuris Jember yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik

Related Post