Dalami Fikih dan Usul Fikih, Usai Tuntaskan Risalah Ma’had Aly Salsyaf Situbondo Kini Lanjutkan Setara Pascasarjana
Pesantren Nuris – Alumni Nuris selalu punya kisah inspiratif dan menarik dalam menjalani diorama kehidupannya, apalagi dalam dunia pendidikan. Seperti salah satu santri ini, yang kini tercatat sebagai mahasantri di Ma’had Aly Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo, program marhalah tsaniyah, konon satu-satunya kampus setara pascasarjana di Indonesia lho. Keren kan?? Kepoin yuk yuk!!!
Dikenal agak pendiam saat nyantri di Pesantren Nuris Jember, As’ad Humam, lulusan MA Unggulan Nuris, jurusan program keagamaan (PK), tahun 2016 silam ini menyimpan potensi yang luar biasa. Kecintaan dan fokusnya terhadap kajian fikih dan usul fikih membuatnya melanjutkan pendidikan setara studi sarjana di Ma’had Aly Salafiyah Sayfi’iyah (Salsyaf), Sukorejo, Situbondo.
Lelaki kelahiran Jember, 02 April 1998 ini menuturkan, “Motivasi saya melanjutkan studi di Situbondo karena terinspirasi Gus Robith yang mengajari secara langsung nadhom-an Tashilut Thuruqat di kelas XI tentang bagaimana memahami dalil-dalil, pola-pola narasi Tuhan (nas-nas) dan sebagainya. Nah, di Ma’had Aly Salsyaf lah tempatnya.”
“Bagi saya dengan usul fikih lah memunculkan keyakinan bahwa semua polemik kehidupan akan rampung dengan solusi-solusi yang diterima oleh akal pikiran manusia. Dan ternyata memang benar teori-teori yang ada dalam usul fikih, signifikansi manfaatnya menjangkau seluruh dinamika kehidupan.”
(baca juga: Wabah Virus Corona Menurut Alumni Nuris yang Kuliah di Guangzhou China)
Hingga akhirnya tepat pada tanggal 17 Maret 2020 lalu, pemuda yang hobi membaca ini mampu merampungkan risalah atau dikenal dengan skripsi jika dalam perkuliahan kampus umum berjudul “FIKIH LINGKUNGAN (Studi Komparatif Hukum Islam dan Hukum Positif mengenai Limbah Cair di Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo)”.
Capaian indeks prestasi kumulatif (IPK) yang diraih As’ad, sapaan akrabnya di Pesantren Nuris Jember, juga cukup memuaskan yakni, 3,14. Usai menuntaskan pendidikan setara sarjana tersebut, dia melanjutkan di kampus yang sama pada program marhalah tsaniyah (setara pascasarjana)—satu-satunya Ma’had Aly yang memiliki program setara pascasarjana di Indonesia atau dikenal dengan singkatan M-2.
Selama studi di Ma’had Aly Salsyaf, pemuda yang berkeinginan menjadi mujtahid ini, memiliki pengalaman mengesankan yakni, sebagai editor buletin Gamis. Sempat tak percaya dengan amanah sebagai editor tersebut sehingga dia harus menyelami dunia literasi.
(baca juga: Buah Hobi Membaca, Raih Juara 1 Resume Materi dan Kegiatan Dauroh di Yogyakarta hingga Beasiswa Kuliah ke Mesir)
Selain itu, As’ad juga tak menyangka dengan waktu yang terbilang singkat—seminggu sebelum pelaksanaan lomba—untuk persiapan lomba hafalan nadhom kitab Alfiyah (melafalkan dan menjelaskan makna), tetapi mampu meraih juara 2 se-Tapal Kuda. Padahal dia merasa masih banyak teman lainnya yang lebih mumpuni.
Kini pemuda asal Wirolegi, Sumbersari, Jember ini fokus menuntaskan studi marhalah tsaniyah tersebut dan kesibukannya sebagai kru majalah TA di kampusnya. Prinsip yang dipegang teguhnya yakni, belajar dan bermanfaat untuk sesama dan alam. Yang paling penting bagi seorang pelajar adalah berani menyampaikan pemikirannya demi mendapat kritik dan saran.[AF.Red]
Nama : As’ad Humam
Lembaga : MA Unggulan Nuris, jurusan PK, tahun 2016
Kuliah : Ma’had Aly Salafiya Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo, program marhalah tsaniyah (setara pascasarjana), fikih dan usul fikih