Penulis: Putri Utami Octavia
Seiring dengan perkembangan zaman, interaksi manusia tidak hanya dengan manusia saja. Mesin juga mampu berinteraksi dengan manusia. Keberagaman interaksi ini menjadi cikal bakal terciptanya temuan-temuan inovatif dan banyak digunakan manusia. Salah satu temuannya adalah internet. Perkembangan internet saat ini sudah mampu menghubungkan jaringan internet dengan sejumlah alat dimana pun dan kapan pun. Selain itu, internet telah mampu digunakan untuk mengoptimalkan pengelolaan peralatan elektronik dengan menggunakan internet. Perkembangan inilah yang disebut Internet of Things (IoT).
Internet of Things (IoT) adalah sebuah perkembangan teknologi baru yang mampu menghubungkan beberapa akses informasi dengan jaringan internet secara otomatis. Salah satu perkembangan teknologi Internet of Things (IoT) adalah teknologi mobile telah ikut memberi sumbangsih tentang privasi di bidang pengamatan wilayah, mendeteksi lokasi berdasarkan location based service yang sampai saat ini berkembang dan banyak dikenal sebagai GPS. Salah satu basis elektronika yang banyak dijumpai di beberapa penelitian, yaitu Arduino. Arduino merupakan jenis mikrokontroler dengan sistem terbuka (Open Source) yang bekerja sesuai perintah di program Arduino IDE. Teknologi Arduino sudah banyak bersumbangsih dalam perkembangan teknologi aplikatif untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Berdasarkan latar belakang di atas, para generasi terbaik MA Nuris yaitu Shiva Amalia, Wildatul Hasanah, Nadia Aulia, dkk melakukan inovasi teknologi berbasis Proteus 8 Professional, yaitu sebuah program dasar bagi pemula untuk membuat sketch atau rangkaian yang dikembangkan dari Arduino atau mikrokontroler lainnya dalam penelitiannya yang berjudul IMPLEMENTASI IOT DALAM AKUISI DATA UKUR SUHU MENGGUNAKAN ARDUINO DAN SENSOR LM35 BERBASIS PROTEUS 8 PROFESSIONAL.
“Dengan adanya penelitian ini, kami ingin mengetahui suhu ruangan yang bisa menghubungkan dalam bentuk software,” tutur Shiva (Sabtu, 3 Februari 2024). Peneliti melakukan inovasi baru dengan menggunakan sensor suhu LM35. Tujuannya adalah mengembangkan inovasi yang dapat membuka jendela baru bagi seluruh kalangan untuk sedini mungkin memahami penerapan Internet of Things dalam bentuk suatu sistem akuis data ukur suhu.
Prosedur pembuatan IoT data ukur suhu ini menggunakan software proteus 8 professional yang merupakan software untuk membuat sketsa dan mengoperasikan alat dengan tanpa bantuan alat secara nyata. Komponen alat yang dibutuhkan adalah mikrokontroler arduino UNO, sensor LM35, LED, ground, resistor 10kΩ, kabel jumper, arus DC, dan virtual terminal. Berikut ini gambar sketsa IoT data ukur suhu berbasis software proteus 8 professional.
Cara kerja IoT dalam penelitian ini yaitu dengan cara mentransmisikan data perintah yang telah dioperasikan di software Arduino IDE melalui prosesverify. Kemudian, mengambil file berformat hex dan disalin ke dalam perangkat arduino UNO yang berada di software proteus 8 professional. LED berfungsi jika rentang suhu melewati daya kepekaan sensor LM35. Penggunaan arus DC menunjukkan bahwa IoT meng-gunakan arus searah. Data ukur suhu ditampilkan ke dalam virtual terminal dengan satuan yang telah ditetapkan. Namun, dapat diubah seiring penggunaan dengan cara mengubah pula kode perintah di software Arduino IDE.
Penggunaan arduino sebagai basis pembuatan IoT perlu ditumbuh-kembangkan secara massal. Pasalnya, penggunaan arduino yang sudah mendunia di bidang industri belum diterapkan secara nyata di kehidupan manusia. Selain itu, efektif juga untuk dikembangkan sebagai perangkat pembelajaran di bidang pendidikan. Implementasi IoT pada akuisi data ukur suhu menggunakan sensor LM35 ini bersifat terbatas dan diwujudkan hanya dalam bentuk sketsa rangkaian IoT yang bersifat operasional, namun siap diaplikasikan secara nyata.
Pada penelitiannya ini para penulis mengharapkan pemanfaatan IoT sederhana ini mampu menjadi langkah awal untuk diimplementasikan dan dikembangkan menjadi alat siap pakai, seperti ruangan yang otomatis akan membunyikan alarm jika suhu di dalam ruangan terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Penulis artikel merupakan guru Bahasa Indonesia SMP Nuris Jember