Oleh : Abdul Muis
Pertama saya ingin bertanya kepada Anda, siapakah yang tidak ingin menjadi pribadi yang berkharisma? Siapakah yang tidak ingin keberadaannya dibutuhkan orang lain, serta ketiadaannya dirindukan? Dan, siapakah yang tidak menginginkan seluruh perkataanya selalu didengar dan kemudian dengan senang hati mereka akan mengikutinya?
Baca Juga : (Perbedaan Manusia dan Binatang)
Siapapun Anda tentu menginginkannya, banyak orang-orang yang berbondong-bondong untuk mendapatkannya. Bahkan, terkadang apapun yang harus ditukarkan akan diberikan demi mendapatkannya. Begitu besar harapan sebagian orang agar menjadi diri yang berkharisma.
Ada apakah dengan kharisma ini? Jika kita mencoba untuk melihatnya lebih jauh, kharisma ternyata mengarah pada penampilan dari karakteristik pribadi seseorang yang secara fisik terlihat dari pesona dan pembawaan orang tersebut, dan bersamaan itu pula kepandaiannya dalam berkomunikasi dapat memikat orang lain.
Orang-orang yang memiliki kharisma akan lebih didengar dan dipatuhi perkataannya, karena, orang-orang semacam ini memiliki sisi kepribadian yang tajam dan bukan hanya sekedar tutur katanya yang memikat. Dia akan tampak begitu mulia dan mengagumkan, serta dia juga mampu berhadapan langsung dengan orang lain, ia sangat efektif jika memberikan penjelasan mengenai suatu konsep atau dalam meluruskan suatu masalah. Daya pesonanya juga di tunjukkan dalam memimpin, memikat, mendorong, dan mempengaruhi orang lain. Tak ayal lagi jika dalam dunia kerja, orang yang memiliki pekerjaan yang berhubungan langsung dengan orang banyak seperti halnya manager, Multi Level Marketing (MLM) dan lain sebagainya. Kharisma adalah modal utama bagi mereka untuk bekerja dengan baik.
Dalam realitasnya, daya tarik pribadi yang demikian ini tersebar keseluruh aspek masyarakat, seperti pada pergerakan massal, politik maupun agama. Anda tentu pernah atau bahkan sering menjumpai pribadi-pribadi yang mempunyai sifat kharismatik. Atau bahkan Anda sedang mengagumi seseorang yang begitu luar biasa di mata Anda.
Sampai di sini, janganlah Anda berpikir seperti kebanyakan orang yang beranggapan bahwa sifat kharisma adalah bawaan dari lahir. Jangan pula Anda katakan jika Anda tidak mungkin memiliki sifat kharisma karena Anda tidak memiliki gen kharisma dari orang tua Anda. Janganlah Anda berpikiran seperti itu, itu hanyalah cara berpikir orang-orang yang mudah menyerah pada keadaan dan orang-orang yang tidak menginginkan kesuksesan dalam hidupnya.
Seringkali kita jumpai, terutama di lingkungan pesantren, anak dari seorang kyai yang berkharisma biasanya juga kita rasakan kharismanya. Tapi itu “biasa,” itu hanya sunnatullah bukan suatu yang pasti karena belenggu hukum kausalitas (sebab-akibat). Seorang kyai yang berkharisma tidaklah selalu menjadi “sebab” dari adanya kharisma pada diri sang anak. Anda harus mengingat dengan baik, bahwa kharisma bukanlah bawaan lahir atau warisan genetik dari orang tua kita. Harus benar-benar Anda catat demi kebaikan Anda sendiri bahwa kharisma dapat diperoleh dengan usaha kita sendiri. Kharisma tidak ada kaitannya dengan IQ seseorang ataupun sifat keturunan, melainkan kemampuan yang bisa didapatkan dari belajar. Jadi siapapun Anda, seperti apapun latar belakang Anda, Anda berpeluang untuk menjadi diri yang berkharisma. Yang mampu memimpin dengan adil.*