Pesantren Nuris – Melihat aktivitas mahasiswa yang begitu padat, rasanya tak mungkin jika ia bisa meluangkan waktunya untuk hal lain, kecuali ia yang memanfaatkan hidupnya semanfaat mungkin. Seperti apa yang telah kita (santri Nuris) ketahui bahwa, “Sebaik-baik manusia ialah yang paling bermanfaat untuk manusia.”
Nahh, berhubungan dengan bermanfaatnya kehidupan manusia saya melontarkan secuil tanya pada salah satu mahasiswa Polije Alumni SMA Nuris tahun 2016, Nila Durrotun Nashihah.
“Kenapa sih kok super sibuk ngurusin ini itu? Masih mau jadi panitia acara “Pembekalan dan Pelepasan Mahasiswa Baru Nuris 2017”?”
“Menjadi panitia adalah pekerjaan yang menyenangkan buat saya, karena kita bisa membantu meringankan beban orang lain dan bisa menambah wawasan untuk kita amalkan,” Nila Durrotun Nasihah melontarkan jawaban dengan semangat.
Selanjutnya kenapa saya banyak meluangkan waktu untuk membantu mahasiswa baru alumni Nuris lulusan 2016/2017, karena menurut saya adek tingkat adalah penerus dan teman untuk mengabdi. Terutama alumni Nuris, karena saya tau perjuangan keluarga Nuris untuk menjadikan anak didiknya menjadi orang yang sukses dan bermanfaat tidaklah segampang membalik telapak tangan.
Nuris meyakinkan kami (anak didiknya), mengajarkan tentang banyak ilmu dan selalu memberi motivasi serta arahan agar kita tidak patah semangat dalam meraih cita-cita.
Saya menganggap dan merasa adik-adik tingkat di Nuris adalah saudara sendiri, meskipun saya hanya bisa memberi arahan dan petunjuk jalan yang sudah saya anggap benar dan mudah dilewati yang mana saya ambil dari pengalaman.
“ Lalu bagaimana kekompakan kak Nila dengan para sahabat alumni Nuris yang lainnya?”
Alhamdulillah masih ada alumni Nuris yang masih berpartisipasi dalam mengarahkan adik tingkat agar mereka lebih mudah dalam kuliahnya. Namun, tersiratnya yang belum terjawabkan dalam pikiran saya, kenapa alumni Nuris begitu keluar banyak yang lupa pada almamater padahal apa yang mereka dapatkan setelah jadi alumni tak luput juga merupakan perjuangan yang dilakukan oleh keluarga Nuris.
(Baca juga: Alumni Nuris, Calon Perawat Pandai Tartil Alquran?)
Meskipun saya dan sahabat alumni Nuris yang lainnya tidak bisa secara langsung bantu dan mengabdi langsung terjun ke pondok Nuris setidaknya kami masih mengabdi di luar dengan adanya sebuah kelompok yang bertujuan untuk mengharumkan nama almamater Nuris. (Red/Zuhriyeh)