Aktualita Siswa Zaman Now, Mading SMA Nuris Jember, Gaya Literasi Klasik Terus Eksis
Pesantren Nuris – Saat terpaan gadget seolah merajai dunia informasi pelajar kekinian, namun siswa SMA Nuris Jember yang berada di pesantren tak selalu merasa kehilangan akal untuk berbagi informasi dan kreativitas. Pasalnya, mereka juga merangkap sebagai santri di Pesantren Nuris Jember, konon ponsel pintar dan alat elektronik lainnya dilarang bagi mereka.
Meski begitu, mereka tak terlalu terbebani untuk mengaktualisasikan kegiatan dan kreasi mereka di sekolah. Media informasi klasik semacam majalah dinding (Mading) masih menjadi primadona untuk memberi ruang eksis bagi mereka.
Justru melalui mading, mereka menjadi lebih aktif berdiskusi, menulis kreatif, bahkan mendekor mading mereka menjadi lebih unik dan atraktif. Hal itu tak bisa mereka lakukan jika berada di pusara gadget dan segala macam media sosial lainnya.
(baca juga: Try Out UNBK SMA Nuris Jember, Kondusif dan Representatif)
Dengan gadget, seperti pepatah anonim zaman now ini berkata; smartphone membuat yang dekat menjadi jauh, yang jauh menjadi dekat. Tak ada ruang diskusi yang intim dalam bersitatap, kreativitas yang mungkin terjebak dalam plagiarisasi, dan terkesan monoton dalam beban layar monitor.
Majalah dinding adalah solusi yang tepat, meski terkesan jadul, tetapi mengadung filosofi yang mendalam. Apa itu, kalau bukan berpikir kreatif. Pengurus OSIS SMA Nuris Jember terus menjadi komando dalam mempertahankan tradisi literasi melalui mading tersebut.
(baca juga: Jadi Siswa Berprestasi, Dapatkan Study Tour Gratis dari SMA Nuris Jember)
Sanjay, siswa kelas XI IPS 2 sekaligus koordinator mading sekolah menyatakan, “Meski zaman terus berubah, kreativitas literasi melalui mading terus kita galakkan. Majalah dinding adalah akar kreativitas siswa apalagi dengan kondisi pesantren pasti cocok sekali. Kita lebih dibebaskan dari imajinasi rupa dan kata yang lepas.”
“Sebagaimana pun menariknya dunia gadget, mading tetap menempati sisi unik tersendiri. Alhamdulillah setiap kelas di SMA Nuris Jember telah terkoordinasi untuk mengkreasikan mading. Mereka sangat antusias kok. Tema mading bebas sesuai imajinasi mereka, yang penting tidak ngawur saja isinya.”
Sofyan Arie Wijaya, Kesiswaan SMA Nuris Jember, turut mengapresiasi semangat siswanya dalam literasi ini. “Keterbatasan media bukan berarti anak kami tak bisa meluapkan kreativitas menulis. Justru hal itu membuat mereka tak kehabisan akal untuk eksis dengan mading. Semoga mading ini semakin membawa manfaat bagi anak-anak.”
Dia menambahkan, “Gadget rentan dengan hoaks, klo mading ini anti hoaks. Dengan mading anak-anak akan terbiasa menghargai karya, eksis tanpa tipu daya kamera, dan yang penting mereka tak biasa berhoaks ria. Ini cara eksis dan beraktualita zaman now meski klasik sekali.”[AF.Red]