Bagaimanakah Definisi Hebat Menurut Islam?

Pesantren Nuris- Hebat, sebuah kata yang bisa diucapkan seseorang kepada orang lain ketika dia telah melampaui batas kebiasaan. Misalnya ketika menang lomba, ketika telah menghafal satu kitab, dan lain-lain. Berbicara mengenai kata hebat pasti identik dengan orang yang berpakaian rapi, berjas dan berdasi, serta bersepatu mengkilau. Selain itu, banyak orang mengartikan bahwa “orang hebat” adalah para pejabat yang memiliki jabatan atau pangkat.

Pemikiran seperti itu merupakan pembodohan terhadap diri sendiri, sehingga seseorang berlomba-lomba untuk menumpuk harta serta meraih jabatan setinggi mungkin agar bisa mendapat predikat “orang hebat”. Hal tersebut berbanding terbalik dengan pembahasan  “orang hebat” dalam agama Islam. Rasulullah Saw bersabda bahwa kehabatan manusia itu terbai atas tiga macam. Pertama, tidak marah padahal dalam dirinya sangat marah dan dalam keadaan yang pasti menyebabkan sangat marag sehingga orang lain ridho dan menganggap dia tidak marah atau sabar. Seab menahan amarah adalah salah bentuk usaha atau jjihad yang sangat berat, bahkan tidak semua orang bisa melakukannya.

(baca juga: Tiga Kunci Sukses Menurut KH. Muhammad Nur Hayyid)

kedua, menahan sakit walaupun dalam dirinya benar-benar sakit dan dia berusaha berada dalam keadaan yang memang menyebabkan sakit, sehingga orang lain berpendapat bahwa orang ini tidak sakit. Ketiga, menahan susah walaupun dalam dirinya benar-benar susah dan dia berada dalam keadaan yang memang menyebabkan susah, sehingga orang lain menganggapnya tidak susah bahkan menganggapnya senang.

(baca juga: Remaja Zaman Now, Anti Malas)

Tiga hal tersebut adalah salah satu perilaku hidup yang sangat sulit dilakukan karenanya hanya sedikit orang yang bisa melakukan sekaligus membiasakakannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, hebat yang sesungguhnya menurut Islam bukanlah karena jabatan, pangkat, profesi, dan lain-lain melainkan bergantung pada diri seseorang dalam mengendalikan marah, menahan sakit, dan menahan susah. sebaiknya, hal tersebut dibiasakan sejak dini agar kita dapat meneladani Rasulullah Saw. (red/Amar)

Related Post