Ini Dia, Cantik nan Sabar, Ketua Asrama Dalem Timur Periode 2018/2019!!!

Pesantren Nuris – Saat ini seluruh santri Nuris telah mengenal sook yang cantik, tegas, dan penyabar. Siapa lagi kalau bukan ketua asrama Dalem Timur (Daltim) yang baru, Dina Wakhida Alumni Madrasah Aliyah Unggulan Nurul Islam ini telah resmi menjabat sebagai Ketua Asrama Daltim sejak bulan lalu. Dia memiliki kepiawaian dalam menyelesaikan tugas secara tepat waktu dan dapat mengemban amanah secara jujur dan kompeten.

Karirnya dimulai saat masih duduk di bangku Madrasah Aliyah, dia terpilih menjadi pengurus keamanan saat kelas 2 MA. Tak cukup itu saja, atas kedisiplinannya menjadi pengurus keamanan dan tanggung jawab yang ia laksanakan dengan baik, kemampuannya semakin diasah saat menjabat sebagai wakil ketua periode 2017/2018 lalu. Saat ini perempuan kelahiran jember tersebut memiliki amanah baru yakni Ketua Asrama Putri Dalem Timur. Pengasuh percaya dan memberi amanah kepadanya untuk memimpin daltim menjadi lebih baik. Ia menjalankan tugasnya sembari kuliah di IAIN Jember, dan hal tersebut justru menjadi tantangan baru baginya. Ia harus semakin cerdas mengatur waktu antara kuliah dan pengabdian.

Bertepatan pada hari sabtu, 18 Agustus 2018, Dina Wakhida resmi menjadi Ketua Pondok Pesantren Putri Asrama Dalem Timur. Serah terima jabatan dari ketua demisioner yakni Romzatul Widad kepada ketua yang baru. Awal mula rasa cemas terus menjadi bebannya karena dia takut tidak bisa mengemban amanah ini dengan baik. “Sempat awalnya saya merasa sedih, susah, ragu dan bingung, karena diberi amanah dan tanggung jawab yang besar. Menjadi ketua asrama bukanlah suatu hal yang gampang, namun disisi lain ada sedikit perasaan bangga, ketika saya sadar bahwa saya adalah salah satu orang yang dipilih dan dapat di percaya untuk memimpin daltim satu tahun kedepan” tuturnya.

(baca Juga :Usai Naik Pelaminan, Nur Izzatul Maulidah Lanjut Doktoral Berbeasiswa di Taiwan)

Perempuan kelahiran 26 Januari 1999 ini memiliki moto hidup “Lakukan sesuai kebutuhan, kerjakan sesuai kemampuan”. Alasan yang menarik untuk memilih moto tersebut. ”Saya memilih moto tersebut karena Allah itu menciptakan makhluknya begitu istimewa dan tidak ada yang sia-sia, namun juga tidak bisa jika harus dituntut untuk sempurna, karena setiap manusia memiliki keterbatasan-keterbatasan tertentu yang dimiliki dari masing-masing pribadi. Maka dari itu dalam hidup kita harus tetap berjalan agar tetap imbang, dengan melakukan segala sesuatu sesuai dengan kebutuhan dan mengerjakan segala sesuatu sesuai dengan kemampuan. Selebihnya, kita hanya mampu ikhtiar dan tetap belajar dari setiap hal yang ada di sekitar”jelasnya.

Ia berharap seluruh tim organisasi di kepengurusan periode ini dapat bekerja sama dengan baik. Saling memikul beban tanggung jawab Bersama. Mengerjakan semua pekerjaan dan tanggung jawab dengan hati yang lapang. Baginya pengabdian adalah bentuk usaha untuk memperoleh ilmu yang bermanfaat dan barokah. Ia mengharap barakah dari doa pengasuh dan seluruh santri. (Widad/Red)

Related Post