Moralitas dalam Arus Globalisasi

Penulis: Dafa Maulana*

Akhlak atau moralitas yang dimilki oleh pemuda saat ini sangatlah menghawatirkan. Hal ini disebabkan oleh merambatnya budaya barat ke dalam negeri melalui proses globalisasi. Untuk mencetak pemuda hebat dibutuhkan moralisasi yang melandasi kehebatan tersebut. Lalu bagaimana cara bagaimana cara menggapai akhlak tersebut?

Dalam kitab Qobasul Nuril Mubin ringkasan dari  Ihya’ Ulumuddin, Habib Umar bin Salim bin hafidz menjelaskan cara menanggapi akhlak ada 2 cara, yakni.

(Baca juga: Alam Dalam Milenial 4.0)

Pertama usaha atau mujahadah dalam Al-Quran Allah Swt berfirman

“Allah tidak akan merubah suatu kaum kecuali mereka sendiri yang merubahnya,”

Apa yang harus kita usahakan? Al-Habib Hasan bin Ismail Al-Muhdor berkata “Jika kita ingin mendapatkan akhlak maka kita harus berusaha dan juga di barengi dengan ke iklasan contohnya  apabila kita ingin bersedekah sedangkan hati kita masih berat untuk melakukan hal itu, maka paksakanlah  jangan menunggu sempurna baru beramal tapi beramallah menuju kesempurnaan”

(Baca juga: Filosofi Payung)

Kedua berkumpul dengan orang sholeh

Pesantren adalah  wadah yang cocok bagi para pemuda untuk meminimalisir pergaulan bebas yang di bawa oleh arus globalisasi. Pada dasarnya pondok pesantren di ciptakan sebagai  wadah bagi pencari ilmu. Akan tetapi seiring berkembangnya zaman pondok pesantren juga dibutuhkan sebagai wadah bagi para pemuda agar tidak terjerumus dengan kenakalan remaja. Apabila keduanya di amalkan maka akan menciptakan generasi yang berakhlakul karimah dan juga memiliki moralitas tinggi terhadap  masyarakat.

Bisa kita tarik benang merah bahwa ketika orang ingin mendapatkan Khusnul huluqo (Akhlak yang baik) maka sepatutnya melaksanakan keduanya dengan melandaskan tawakkal kepada Allah Swt.

Penulis merupakan siswa kelas XI IPA A MA Unggulan Nuris

Related Post