Musik Sebagai Wadah Aspirasi Terbaik

Penulis: Mohamad Ulil Albab*

Musik merupakan hal yang tak bisa terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, karena musik memiliki dampak yang sangat besar bagi kehidupan. Bahkan beberapa waktu yang lalu musik menjadi salah satu permasalahan yang cukup membuat dunia musisi menjadi ramai, yaitu ketika RUU permusikan dikeluarkan.

Banyak musisi yang langsung menentang dengan lantang dan tegas, seperti Iwan Fals, Jerinx, dan beberapa musisi lainya. Dan pada akhirnya RUU permusikan yang dikeluarkan oleh salah satu anggota DPR, yakni Anang Hermansyah tidak disetujui. Hal ini membuktikan bahwa musik memiliki dampak yang besar.

(Baca juga: Robot Wajah Pertanian Modern)

Dalam bentuk demiokrasi pun musik juga memiliki sebuah kedudukan yang cukup tinggi, yaitu musik digunakan sebagai wadah aspirasi rakyat. Banyak musisi yang mengatakan aspirasi akan mudah untuk disampaikan dan diterima oleh para wakil rakyat dengan mudah. Contohnya saja Iwan Fals dengan lagunya yang berjudul wakil rakyat.

Lagu tersebut ditujukan kepada para DPR yang memiliki perilaku buruk, lagu itu memiliki tujuan untuk meminta anggota DPR agar lebih serius dalam menangani permasalahan rakyat dan agar anggota DPR lebih mendengar terhadap  keluhan rakyat. Lagu tersebut memiliki dampak positif dalam beberapa persidangan dan rapat yang diadakan oleh beberapa anggota parlementer. Mereka lebih serius dalam penangan masalah rakyat. Banyak para petinggi parlementer yang bertindak sangat tegas kepada bawahan mereka yang dianggap kurang makimal dalam kinerjanya.

Tak hanya sebagai hiburan, musik digunakan sebagai alat perjuangan menuntut sebuah keadilan dan melawan penindasan di bumi. Berbagai macam perlawanan dilakukan ketika melihat dari sejarah ketika perpecahan terjadi pada umat manusia, banyak nyawa yang hilang, pertumpahan darah, dan berbalut dendam bagi yang tinggal menyimpan luka.

Di Indonesia banyak anak bangsa yang menggunakan musik sebagai alat perjuangannya dalam mengkritik, menuntut, menyampaikan aspirasi, dan membangun negri. Kasus – kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia yang hingga kini belum terselesaikan, seperti 13 aktivis yang hilang tahun 1998 salah satunya Widji Thukul, pembunuhan munir, pembunuhan marsinah, dll. Masih menyisakan luka dihati setiap keluarga dan kerabat yang hingga kini tak pernah letih berjuang dalam menuntutnya sebuah keadilan kepada pemerintah atas kasus yang menimpa korban tersebut.

Perjuangan-perjuangan tersebut mereka lakukan dengan cara apapun, dari turun aksi ke jalan, membuat tulisan, aksi kamisan setiap kamis di depan istana negara, dan membuat lagu demi lagu yang liriknya adalah sebuah tuntutan akan keadilan di negri ini. Setidaknya demikian lah yang disampaikan oleh Fuji Lara Afdinigsih dalam sebuah artikelnya yang diangkat dalam kompasiana.com.

(Baca juga: Dilema Pesantren Modern Dan Eksistensi di Masyarakat)

Hal ini membuktikan bahwa dalam kehidupan sehari-hari musik tidak hanya bisa digunakan sebagai penghibur atau penghilang jenuh semata. Akan tetapi musik juga bisa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan keluhan, saran, kritik rakyat kepada pemimpin mereka.

Disamping itu mengenai mengapa music bisa menjadi wadah aspirasi yang mudah diterima adalah karena dengan alunan music yang berirama maka para anggota parlemen akan lebih menghargai aspirasi tersebut dan lebih tidak tercipta sebuah permusuhan antara rakyat dan parlemen, karena parlemen akan mengaggap penyampaian aspirasi melalui musik lebih sopan.

Juga dikarenakan seorang musisi kebanyakan memiliki masa yang banyak. Jadi parlemen akan berpikir dua kali untuk tidak menerima aspirasi rakyat yang disampaikan oleh musisi tersebut.

Penulis merupakan siswa kelas XI PK MA Unggulan Nuris yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik

Related Post