Penulis: Deli Annisa Virca*
Kita tau Covid-19 adalah wabah yang saat ini masih menjadi perbincangan panas di seluruh penjuru dunia. Tak terkecuali negara kita sendiri Indonesia. Tentu dampak dari wabah ini adalah kepanikan masyarakat sehingga berbagai cara dilakukan untuk menjaga wilayahnya agar terhindar dari wabah Covid-19.
Begitu pula dengan pesantren. Para masayikh memiliki cara masing – masing untuk menjaga santrinya. Ada yang mewajibkan santri untuk pulang dan sebaliknya, ada yang mewajibkan santrinya untuk tetap tinggal di pesantren. Memang wabah Covid-19 harus diwaspadai namun kita tidak perlu panik berlebihan. Kita harus berikhtiar dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan, menjaga agar tubuh tetap fit dengan makan makanan yang bergizi dan banyak minum air putih. Karena penyakit tidak akan mudah menginfeksi tubuh yang sehat dan imun yang kuat.
(Baca juga: Tips memilih masker cegah Covid-19)
Selain itu, kita harus rutin mencuci tangan dengan sabun. Mengapa harus dengan sabun? Karena Covid-19 memiliki struktur luar yang lebih kompleks dari virus lain. Kapsid Covid-19 terbentuk dari protein yang bisa rusak dengan sabun. Lalu bagaimana dengan handsinitizer? Handsinitizer lebih baik digunakan dalam keadaan darurat (tidak ada tempat cuci tangan) seperti di ruang kelas, di kantor dan lain sebagainya. Namun tetap cuci tangan lebih diutamakan. Terlebih untuk santri yang setiap hari hidup saling berbagi. Memang akan sangat cepat penyebaran penyakit di ka;langan santri. Tapi jangan khawatir, santri memiliki ikhtiar tersendiri untuk hadapi wabah Covid-19 ini.
Pertama, piket pondok setiap pagi dan sore. Seluruh santri disebar untuk membersihkan seluruh penjuru asrama bahkan sampai pelosok. Kegiatan ini rutin dilaksanakan dua kali sehari sesuai jadwal yang ditentukan.
Kedua, Koperasi pesantren menyediakan susu kedelai seharga Rp. 1000,00 memang tidak gratis namun ketersediaannya cukup membantu melengkapi kebutuhan nutrisi tubuh. Devisi kesehatan pondok pun menyediakan vitamin-C seharga Rp. 1.500,00
Ketiga, senam pagi setiap pukul 06.00 WIB. Selain menjaga diri dari dalam kita juga harus menjaga diri dari luar. Salah satunya dengan berolahraga. Sepulang madrasah diniyah para santri berkumpul untuk melaksanakan senam pagi dan berjemur selama 15 menit.
Keempat, kegiatan pesantren berjalan seperti biasa. Dengan tetap beraktifitas kepanikan akan wabah Covid-19 lebih terminimalisir. Hal ini juga membantu membuat mood lebih baik dan selalu berfikir positif. Karena tubuh juga akan sehat dari pola pikir yang positif.
Kelima, penyemprotan. Setiap orang dari luar yang masuk ke dalam pesantren akan disemprot dengan desinfektan terlebih dahulu. Begitu juga setiap tempat di dalam asrama juga disemprot untuk mengantisipasi adanya virus dan bakteri yang menempel.
(Baca juga: Tips menangkal virus corona sesuai syariat islam)
Keenam, pengiriman santri ditutup. Pengiriman santri yang biasanya dibuka setiap hari kini ditutup sampai dengan hari yang telah ditetukan oleh pemerintah. Cara ini dilakukan untuk berjaga – jaga. tapi tenang, pesantren menyediakan gawai untuk para santri yang ingin menghubungi orang tuanya. Dan menyarankan pengiriman uang melalui rekening agar orang tua tidak perlu datang ke pesantren untuk menitipkan barang kiriman.
Ketujuh, membaca Rotib Al – Hadad setiap ba’da Ashar dan istiqomah membaca amalan dari syaikhul ma’had. Selain ikhtiar dengan perbuatan kita juga harus berikhtiar dengan berdo’a. Do’a dan amalan sebagai berikut.
Kedelapan, setelah berusaha dan berdo’a saatnya kita untuk bertawakkal (berserah diri kepada Allah SWT) karena bagaimanapun kita berusaha jika Allah SWT tidak menghendaki apa daya kita sebagai makhlukNya.
Itulah beberapa bentuk ikhtiar yang dilakukan santri. Semoga dengan selalu berikhtiar dan bertawakkal kepada Allah SWT kita dapat terjaga dari wabah Covid-19 yang sedang mendunia kini amin yaa rabbal ‘alamin. Semoga bermanfaat.
Penulis merupakan siswa kelas XI IPA SMA Nuris Jember yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik