Penulis: Holid Hasan*
Jatuh cinta, dilihat dari perspektif nahwu merupakan susunan idhofah yang tak dapat dipisahkan. Yang mana “jatuh” sebagai mudhof & “cinta” sebagai mudhof ilaih. Jika lebih ditelisik lagi, kata jatuh cinta merupakan susunan idhofah ma’nawi yang menyimpan makna “fi” yang memikiki arti “di atau didalam”, jadi makna jatuh cinta disini adalah jatuh dalam sebuah cinta, dalam artian dia memiliki perasaan suka pada seseorang.
Itu sekilas tentang kata jatuh cinta, tapi kali ini aku tidak akan mengurai tentang kata tersebut, melainkan tentang hukum jatuh cinta. Salahkah dan dosakah bila aku jatuh cinta?
(Baca juga: si merah yang bermanfaat)
Cinta merupakan sebuah perasaan yang muncul dalam diri tanpa kita bisa mengatur nya. Seperti yang dikatakan oleh syeh ramadhan al buthy “cinta merupakan perasaan dalam hati tanpa disadari dan tanpa disengaja, persis seperti perasaan lapar, haus, dan perasaan lainnya. Perasaan itu tidak masuk dalam ranah halal dan haram, selama tidak ada implementasi negatif yang tidak diridhoi oleh Allah Swt”.
Sampai disini bisa dipahami bahwa jatuh cinta itu tidak ada hukumnya, jatuh cinta juga bukan merupakan sebuah aib yang harus kau simpan rapat-rapat, kalau suka ya diungkapkan, jangan dipendam,,
Ingat, Islam tidak pernah melarang untuk jatuh cinta, yang islam larang adalah perbuatan2 negatif yang kau lakukan atas nama cinta. Atau bisa dikatakan juga, islam tidak berkata “jangan lapar” , “jangan jatuh cinta” , tapi islam mengajarkan, jika lapar jangan mencuri, jika jatuh cinta jangan melakukan hal-hal yang dilarang dalam agama. Jika kau jatuh cinta pada seseorang nyatakan, satukan dalam sebuah ikatan pernikahan.
Tapi perlu diketahui, meskipun islam tidak melarang untuk jatuh cinta, tapi jangan kau biarkan persaan cintamu seliar liar nya.
Perasaan cinta itu bagaikan kobaran api kecil didalam suatu ruangan, jika kau besarkan api itu, maka seluruh ruangan akan terbakar, sama halnya dengan perasaan cinta, jika kau terus membesarkan rasa cintamu, semisal pacaran, ketemuan, dan lain2 yang dilarang dalam agama, maka hatimu akan terbakar, dan kau tak akan bisa mengontrolnya.
(Baca juga: Es krim herbal nan organik pecegah hipetensi)
Ketika kau sudah tak sanggup mengontrolnya, maka kau akan melakukan hal apapun untuk menuruti “nafsu” hatimu yang kau bungkus rapi dengan dalih rasa cinta. Seolah-olah semua tindakan mu itu, kau lakukan atas dasar cinta, bukan atas dasar nafsu yang sudah tak bisa kau bendung. Jika sudah seperti itu, kalau kata anak zaman now kau akan jadi “bucin” (budak cinta)… Hehe
Oya, pesan terakhir, cinta itu buta, tapi jangan sampai kau dibutakan oleh cinta. Ada saat saat tertentu yang mana kau tidak boleh mengedepankan cinta, ada iman & akal yang harus kedepankan terlebih dahulu.
Sumber gambar: beritagar.id
Penulis merupakan guru pengampu mata pelajaran kitab di MTs Unggulan Nuris