Adab, Ilmu, dan Kesehatan

Penulis: Abd. Halim, W.H.*

Dalam sebuah kesempatan yang istimewa, tepatnya agenda Wisuda Kitab dan Tahfiz V Pesantren Nuris Jember, yang diselenggarakan pada hari Senin, 14 Desember 2020 dan ditayangkan secara live streaming di akun instagram @pesantrennuris_jember dan YouTube Channel Nuris, KH. Muhyiddin Abdussomad selaku Syaikhul Ma’had menyampaikan tausiyah kepada para wisudawan, wali santri dan hadirin pada umumnya tentang betapa pentingnya ilmu, terutama ilmu Agama, bagi kehidupan sehari-hari. Berikut secara garis besar tiga poin penting yang beliau sampaikan tersebut.

1. Keutamaan Ilmu

Ilmu adalah cahaya. Dengan ilmu, segalanya akan terlihat dengan nyata. Ilmu merupakan perantara untuk menghilangkan segala kesusahan dan kegelisahan. Allah Swt. menjanjikan kualitas tinggi kepada orang yang berilmu, terutama ilmu Agama, karena orang yang berilmu Agama merupakan orang pilihan yang masuk ke dalam golongan orang-orang yang baik, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis:

من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين

Artinya, “Barang siapa yang dikehendaki baik oleh Allah, maka Dia akan menganugerahkan pemahaman Agama kepadanya.”

Disamping itu, Allah Swt. juga menjanjikan derajat yang tinggi bagi mereka yang berilmu dan memiliki kadar keimanan yang baik dan benar. Dalam sebuah potongan ayat disebutkan:

…يرفع الله الذين ءامنوا منكم والذين أوتو العلم درجات…

Artinya: …Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…[QS. Al-Mujadalah (58): 11]

Kesempatan mencari ilmu di pondok pesantren wajib disyukuri, karena ia merupakan nikmat yang sangat besar. Belajar itu memang bisa dimana-mana, dan itu sudah biasa. Sedangkan belajar di pondok pesantren adalah hal yang luar biasa karena di sana dimulai dari yang paling dasar (dasar-dasar keimanan dan akidah) hingga pengembangan, dan bahkan materi umum. Jika santri juara lomba baca kitab kuning dan tilawah, itu sudah biasa. Tapi jika santri mahir baca kitab kuning dan juara lomba sains, maka itu baru luar biasa.

(baca juga: Dahsyatnya Bacaan Istigfar dan Sedekah)

2. Menjaga Kesehatan

Selama liburan di rumah, santri dianjurkan menjaga kesahatan dengan tetap mengikuti protokol kesehatan, antara lain dengan memakai masker, menjaga kebersihan badan dan lingkungan, menjaga jarak dan seterusnya. Karena pengaruh virus Covid-19 masih ada, dan penting diwaspadai. Badan harus selalu sehat. Al-‘aqlus salim fil jismis salim. Akal yang sehat ada di tubuh yang sehat.

Selama liburan, para santri tidak diperkenankan saling berkunjung satu sama lain, kecuali didampingi oleh orang tua atau wali. Hal ini penting, untuk menghindari kerumunan dan hal-hal yang tidak diinginkan.

Selama liburan, santri juga dianjurkan agar tetap membaca amalan yang telah diajarkan di pondok, agar terhindar dari virus Covid-19 dan penyakit laiinnya.

Kepada para wali santri, Syaikhul Ma’had menekankan agar senantiasa menjaga, mengontrol dan mengarahkan putra-putrinya kepada hal-hal positif, karena selama berada di pondok pesantren memang sudah terbiasa dikontrol dan didampingi oleh pengurus pesantren dan dewan guru.

3. Mengamalkan Ilmu, Utamanya Akhlak Terhadap Orang Tua

Selama berada di rumah, santri harus senantiasa mengamalkan apa yang telah didapat di pesantren. Karena mereka akan berhadapan langsung dengan masyarakat luas. Masyarakat pada umumnya akan menilai dan mendikte setiap gerak-gerik mereka. Oleh karenanya, akhlak mulia berperan penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama terhadap kedua orang tua.

Ibu adalah orang yang melahirkan, menyusui, mengasuh dan membesarkan kita. Sedangkan Ayah adalah orang yang  bekerja keras mencari nafkah untuk biaya hidup dan pendidikan kita. Keduanya adalah orang-orang yang mulia yang wajib kita agungkan dan hormati.

(baca juga: Mereligikan Wisata Pantai?)

Dalam kitab al-Jâmi’us Shaghir karya Imam Jalaludin al-Suyuthi (penyusun kitab Tafsir Jalalain)  ada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam ar-Râfi’i, Rasul Saw. bersabda:

ما من رجل ينظر إلى والديه نظر رحمة إلا كتب الله له بها حجة مقبولة مبرورة.

Artinya, “Barang siapa melihat orang tuanya dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang, maka ia akan diberi pahala oleh Allah Swt. sebagaimana pahalanya orang yang beribadah haji yang mabrur.”

Dalam riwayat lain diceritakan tentang kemuliaan Imam Uwais al-Qarni dari Yaman, yang meskipun tidak terkenal di bumi, akan tetapi masyhur di kalangan penduduk langit lantaran bakti, hormat dan tunduknya terhadap orang tuanya.

Terakhir, Syaikhul Ma’had berharap dan berdo’a, semoga para santri senantiasa bisa berbakti, membahagiakan dan patuh kepada orang tua, serta menjadi pribadi yang bermanfaat untuk semua.

Antirogo, 14 Desember 2020

*Penulis adalah khadim di program Tahfizh MTs dan MA Nuris Jember

Related Post