Penulis: Naily Insyirah*
Manusia memang tak akan pernah berada dalam titik kesempurnaan. Segala hal yang terjadi sudah tergariskan dalam takdir Allah. Namun, hal tersebut bukan berarti menjadi penutup jalan bagi manusia untuk menuju jalan yang lebih baik.
Hidup ini begitu keras, tidak sepatutnya manusia berlengah-lengahan tanpa mengeluarkan peluh atas apa yang menjadi keinginannya. Bumi diciptakan untuk membanting tulang, sedangkan manusia lah yang bekerja diatasnya. Segala keinginan manusia tidak akan terealisasi dengan sendirinya kecuali dengan meraih, mengejar dan mengupayakannya.
(Baca juga: pesantren, solusi degradasi moral pemuda)
Manusia diciptakan dari tanah yang diambil dari bumi, maka sepatutnya manusia yang bahan utamanya adalah tanah untuk menjaga dan memakmurkannya, sebagai tanda penghargaan atas asal-usul penciptaan mereka. Dengan kekuasaan yang diberikan kepadanya, manusia harus mampu menjaga amanah yang diberikan Allah kepada mereka dalam hal-hal yang menyebabkan bumi itu tetap terjaga dan makmur.
Sebaliknya, jika manusia itu dengan kekuasaannya merusak dan menyalahgunakan kekuasaan yang diamanahkan kepadanya, maka secara tidak langsung manusia itu telah menghina asal-usul dari mana mereka diciptakan (tanah).
Firman Allah, “Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya” (QS. Hud : 61). Dalam tafsir ibnu katsir dijelaskan, bahwa manusia diperintahkan untuk bekerja keras demi memenuhi kebutuhannya di dunia. Bumi diibaratkan sebagai ladang bagi orang-orang yang ingin bercocok tanam. Apapun hasil panen yang mereka peroleh, pastilah sesuai dengan apa yang mereka tanam.
(Baca juga: cara berhijab yang baik sesuai syariat islam)
Manusia bukan hanya diperintahkan untuk beribadah kepada Allah, akan tetapi juga bekerja di muka bumi. Sesuai dengan Firman Allah dalam Surah al-Jumu’ah (62);53, “Apabila sholat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung”. Ternyata beribadah saja tidak cukup untuk memenuhi penghidupan di dunia, akan tetapi dengan bekerja keraslah kita dapat memenuhinya.
“Tuhan telah memasang tangga untuk kita, kita harus mendakinya setahap demi setahap”- Jalaluddin Rumi.
Sumber gambar: arrisalah.net
Penulis merupakan alumni MA Unggulan Nuris