Penulis: Muhammad Nurul Huda*
Manusia tidak akan pernah lepas dari kekurangan dan kelebihan, entah dari segi fisik, potensi, ataupun sifat. Inilah yang membedakan antara manusia yang satu dengan yang lain dan itu merupakan takdir dari Allah yang menandakan kebesaran dan kesuksesan-Nya. Tapi dalam hal kaya atau miskin, sukses atau gagal, itu tergantung pada diri kita sendiri.
Dalam Al-Qur’an Allah berfirman:
اِنَّ اللهَ لَا يُغَيِّرُمَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ.
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga mereka merubah nasibnya sendiri.” (Q.S. Ar-Ra’d : 11)
Dalam ayat ini, dijelaskan bahwa nasib yang akan kita alami berada dalam tangan kita sendiri. Jika kita hanya menunggu dan pasrah kepada Allah, tanpa melakukan usaha apapun untuk menjadi kaya misalnya, atau untuk menjadi pandai, maka jangan salahkan takdir jika keinginan kita tidak tercapai.
(Baca juga: wanita dan laki-laki dari kacamata islam dan sains)
Dan tentunya dalam perubahan nasib tersebut manusia dituntut untuk berusaha (ikhtiar). Kita ambil contoh seseorang yang ingin kaya tentunya dia harus bekerja keras atau langkah-langkah lain yang membawanya menuju kaya asalkan langkah-langkah tersebut tidak melanggar syari’at agama.
Memang kaya bukanlah tujuan utama kita karena tujuan utama hidup kita adalah beribadah, sebagaimana firman Allah:
وَمَا خَلَقْتُ الجِنَّ وَاْلِانْسَانَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنَ
“Dan tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka menyembahku.”
Meskipun kaya bukanlah tujuan hidup kita, tapi dengan jalan kaya ini kita bisa melakukan ibadah dengan mudah. Contohnya, dengan kekayaan yang kita miliki, kita dengan mudah bersedekah kepada orang lain, kita bisa berinfaq untuk pembangunan-pembangunan pendidikan.
Kaya, istilah ini sering kita sangkut pautkan dengan yang namanya rezeki. Kekayaan adalah suatu rezeki yang dianugerahkan oleh Allah kepada seseorang yang memang bersungguh-sungguh bekerja keras untuk mendapatkan hal itu. Ada beberapa faktor yang bisa membawa kita kepada kemudahan untuk mendapatkan rezeki:
Pertama, Keyakinan kita kepada Allah. Artinya kita yakin bahwa Allah adalah dzat yang maha memberi rezeki. Dengan adanya keyakinan dalam diri kita pasti kita akan lebih termotifasi dalam mencapai tujuan kita tersebut. Kedua, Takwa. Ini merupakan faktor utama, karena dengan takwa kepada Allah, kita akan mendapatkan kemudahan. Dengan takwa kita bisa mendapatkan kemudahan dari Allah dari jalan yang tidak disangka-sangka. Sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah: “ Dan memberinya rezeki dari jalan yang tidak disangja-sangka. Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allahakan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki) nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (Q.S Ath-Thalaq : 3).
(Baca juga: mata kamu minus? yuk simak tips berikut)
Dalam surat yang sama Allah juga berfirman: “ Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” Ketiga, Ikhtiar. Dalam ikhtiar ini ada beberapa hal yang haus kita perhatikan. Pertama, sudah benarkah ikhtiar yang kita lakukan? Kedua, sudahkah kita menempatkan ikhtiar itu pada tempatnya? Ketiga, apakah kita sudah melakukan ikhtiar itu dengan sungguh-sungguh?. Dengan kita fokus pada tiga hal tersebut, pasti kita akan melakukan usaha (ikhtiar) dengan sungguh-sungguh dan tentunya tidak melanggar aturan Allah.
Keempat, tawakkal (pasrah). Setelah kita berusaha ikhtiar, langkah selanjutnya adalah pasrah kepada Allah, entah Allah akan memberikan rezeki yang banyak kepada kita ataupun sedikit. Kita serahkan itu semua kepada dzat yang menciptakan langit dan bumi. Jangan sampai kita salah dalam memahami makna tawakkal. Tawakkal ini kita lakukan setelah kita berusaha. Bukan kita hanya pasrah tanpa adanya usaha. Dan kelima, syukur. Kata yang sering terabaikan oleh banyak orang, padahal dengan jalan syukur ini berarti kita telah menambah aset kemudahan mendapatkan rezeki kita. Allah akan menambah nikmat seseorang yang bersyukur. Dalam firmannya disebutkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti kita akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmatku) maka sesungguhnya adzabku sangat pedih.” (Q.S Ibrahim : 7)
Semoga dengan langkah-langkah tersebut kita menjadi semakin termotifasi dalam melakukan ikhtiar untuk menggapai keinginan-keinginan kita. Dan ingatlah, kita hudup di dunia ini hanya satu kali, jangan sia-siakan kesempatan yang Allah berikan kepada kita.*
Sumber gambar: griyalwuran.id
Penulis merupakan alumni Pesantren Nurul Islam Jember