Aktif Mengabdi, Alumni Nuris Ini Tak Lupakan Pendidikan

Selamat! Alumni MA Unggulan Nuris Gelar Seminar Proposal

Pesantren Nuris-  Alumni Nuris yang satu ini merupakan seorang santri yang luar biasa, tak hanya sebagai mahasiswa, ia juga mengabdikan dirinya di Pesantren Nuris Jember. Ia adalah  Himmatul Ulya Alfitriyani.

Gadis manis yang biasa dipanggil Tria ini merupakan alumni MA  Unggulan Nuris, jurusan program keagamaan (PK), lulusan tahun 2017. Setelah lulus dari MA Unggulan Nuris, ia kemudian memutuskan untuk tetap tinggal di pesantren sembari mengabdi, ia juga kemudian mengambil kuliah di jurusan pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Jember.  

(Baca juga: pandai manfaatkan waktu luang, alumni nuris kuliah sambil bekerja)

Tria tinggal di Pesantren Nuris Jember, khususnya di Astrama Putri Dhalem Timur, ia membantu di bagian Struktural MHQ Daltim, Nuris Aswaja Center, dan juga aktif menjadi Tim Redaksi Majalah Nuris.  Baginya dapat mengabdikan diri di Pesantren Nuris Jember, adalah kebanggaan tersendiri baginya.

“Setidaknya dengan saya mengabdikan diri pada pesantren, saya bisa membalas budi peran pesantren ketika saya nyantri dulu, saya sangat bahagia dan bangga bisa mengabdi,” ungkapnya.

(Baca juga: berkontribusi di organisasi juga cakap dalam akademisi)

Pada 4 Juni 2021 lalu, gadis kelahiran Jember,  28 Januari 2000 ini berhasil menyelesaikan rencana skripsinya dan maju dalam seminar proposal.

“Saya mengambil penelitian kebahasaan dengan judul “Interferensi Fonologis Bahasa Arab terhadap Bahasa Indonesia dalam Al-Qur’an Terjemah Standar Kemenag 2020 dan Persepsi Pembaca Terhadap Kebakuan Kata,” Ungkapnya.

Ia juga menyertakan alasannya mengambil penelitian ini. “Al-Qur’an terjemah sudah pasti banyak ditemukan saat ini. Jelasnya, teks terjemahan juga harus ikut kaidah kebahasaan bahasa tertentu. Karena menurut saya secara tidak langsung hal itu juga berfungsi sebagai penyebaran Bahasa Indonesia yang baik. Maka dari itu, saya mencoba ambil penelitian itu. Di sisi lain saya juga mencoba meneliti, apakah para pembaca Al-Qur’an menganggap bahwa semua kata Bahasa Indonesia yang ditulis dalam Al-Qur’an terjemah itu adalah kata baku,” jelasnya.

Tria mengaku, setelah lulus nanti ia ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, yakni S2 di jurusan Magister Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia.

Ia juga berharap kedepannya Nuris bisa semakin baik dan berkembang lebih pesat lagi.

“Harapan untuk pesantren: sebagai alumni pesantren Nuris, saya berharap pesantren Nuris bisa lebih baik ke depannya, berkembang lebih pesat baik dari segi kualitas maupun kuantitas,” ungkapnya.

Selamat atas seminarnya, semoga sukses selalu, dan selalu diberi kelancaran dalam pendidikannya amin. [Red.Dev]

Nama : Himmatul Ulya Alfitriyani
Alamat: Ampel, Wuluhan, Jember
Tempat, tanggal lahir: Jember, 28 Januari 2000
Lembaga: MA Unggulan Nuris 2017
Kuliah: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Jember
Karier: bagian Struktural MHQ Daltim, Nuris Aswaja Center, dan juga aktif menjadi Tim Redaksi Majalah Nuris

Berfoto di depan FKIP setelah Sempro
Related Post