Resensi Karya Sastra MTs Unggulan Nuris: Rumah Singgah

Judul Buku                  : Selaksa Dzikir

Judul Karya                : Rumah Singgah

Penulis                        : Iftitah Najah Ulayya Setyawan

Penerbit                      : Jagat Litera

Jumlah Halaman        : 159 halaman

Halaman Karya          : 27-34

Tahun Terbit               : 2024

Nomor ISBN               : 978-623-8289-45-5

Peresensi                   : Dewi Ernawati, S.Pd. 

Sinopsis

Selaksa Dzikir merupakan kumpulan cerita pendek atau cerpen yang ditulis dengan begitu tulus dan dikemas dengan menarik oleh siswa MTs Unggulan Nuris Jember. Beragam kisah disajikan yang penuh dengan gambaran nyata fenomena sekitar. Isinya menggugah serta dapat menyentuh relung asa karena bisa saja kisah tersebut adalah kisah sebagian besar umat manusia terkhusus pembaca.

Pernahkah kalian mendengar kata “rumah singgah”? pastinya jika iya maka yang akan dipikirkan mengenai tempat sementara yang bisa didatangi kapan pun kita mau atau membutuhkannya. Berawal dari ini lah kisah ini dituliskan. Dua orang sahabat dengan latar kehidupan yang hampir sama. Mereka merasa memiliki ikatan kuat yang bahkan terjalin lama namun ada beberapa hal yang tentunya berubah seiring berjalannya waktu. Ruang yang berganti turut memperparah keadaan tersebut.

Zulfana selalu merasa rindu pada sahabatnya, Villa. Terpaksa berpisah karena jalan takdir pendidikan membuat keduanya harus rela berjauhan satu sama lain. Hingga akhirnya Villa yang pergi nan jauh di sana kembali pada pelukan Zulfana. Namun tidak disangka bahwa Villa hanya membawa luka laranya untuk diberi penawarnya. Setelah mereda, Villa kembali pada rutinitasnya. Rasa kecewa menggerogoti Zulfana karena merasa dia telah kehilangan sosok sahabatnya yang dulu dia kenali. Seolah semuanya belum parah, di hari peringatan kelahirannya ternyata Villa kembali dengan masalahnya dan mengabaikan apa yang seharusnya Zulfana dapatkan. Luka telah tertoreh, membekas meski sudah berusaha disembuhkan. Dirinya merasa bahwa hanya menjadi tempat menampung tanpa didengarkan juga keluh kesahnya.

(Baca juga: Resensi karya sastra MTs Unggulan Nuris: Santri dan Covid-19)

Kisah ini sungguh mudah sekali kita bisa dapatkan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan bisa jadi kita pun merasakannya. Perubahan-perubahan yang terjadi di sekitar kita membuat kita merasa kehilangan nilainya. Juga harapan-harapan yang menguap entah ke mana. Saat realitas sangat jauh dengan ekspektasi kita. Kekecewaan pada sesuatu sering kita rasakan membuat semuanya terasa berantakan. Diceritakan dengan apik dan menggugah selera. Pada akhirnya ini adalah karya imajinasi yang tentunya memilihi kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan :

Kisahnya yang dekat dengan kehidupan masyarakat sosial dan mudah ditemukan dapat membuat pembaca bisa merasakan langsung dengan meraba perasaan diri. Diksi sederhana namun bisa menyampaikan maksud dan tujuan si penulis pada pengarangnya.

Kekurangan :

Penggambarannya meski sudah cukup jelas namun ada beberapa yang belum menjadi fokus penulis untuk dijelaskan. Plotnya terlalu cepat sehingga ada celah yang harus dijelaskan lebih lanjut. Penyelesaian konflik terkesan setengah-setengah karena sulit ditentukan jenis resolusinya.

Related Post