Mengapa Umat Muslim Tidak Dianjurkan Merayakan Valentine Day?

Penulis: Deli Anisa

Saling menyayangi merupakan kebutuhan dan kodrat setiap insan. Melakuan apapun yang membuat seseorang bahagia adalah salah satu cara menunjukkan rasa sayang. Empat belas Februari disepakati menjadi hari kasih sayang di seluruh dunia. Diambil dari nama seorang Pasteur  Roma pada abad ke III yang bernama Santo Valentine. Ia hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang terkenal kejam.Valentine sangat membenci Kaisar tersebut karena Claudius melarang adanya pernikahan agar para pria mau bergabung dengan militer dan tidak memikirkan keluarga karena ia percaya bahwa pria yang sudah menikah tidak akan bisa menjadi prajurit yang baik.

Valentine menolak perintah Kaisar dan tetap melaksanakan tugasnya sebagai Pendeta, yaitu menikahkan para pasangan yang tengah jatuh cinta meskipun secara rahasia. Diam-diam Valentine juga menikahi pasangannya, sampai pada suatu malam ia tertangkap basah memberkati salah satu pasangan. Valentine tertangkap, dijebloskan ke dalam penjara dan divonis hukuman mati dengan dipenggal kepalanya pada tanggal 14 Februari. Salah satu legenda menunjukkan ia meninggalkan catatan perpisahan untuk putri sipir penjara sebelum kematiannya yang mengatakan “Love From Your Valentine” itulah kartu pertama yang lama kelamaan menjadi hal umum di Inggris pada abad ke-18.

(baca juga: Filosofi Lampu dalam Kehidupan)

Berdasar pada kutipan kisah di atas, sama sekali tidak ada perihal yang memcerminkan syariat Islam. Tentu dalam Islam sendiri, kita tidak diperbolehkan merayakan Valentine. Dalam sabda Rasulullah yang artinya Siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk dari golongannya.” HR. Abu Dawud, (4031) dinyatakan shoheh oleh Albany dalam Shoheh Abi Dawud. Sedangkan Valentine sendiri adalah tradisi orang kafir (non muslim). Bahkan, ada pihak yang menyatakan bahwa, ” Memberikan ucapan selamat terhadap acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram”.

Faktor negatif yang menjadikan Valentine tidak diperbolehkan untuk dirayakan di antaranya hari raya Valentine adalah Bid’ah yang tidak mencerminkan syariat Islam. Selain itu, Valentine membuat kita sibuk dengan hal-hal yang membuat kita lupa kepada-Nya seperti jalan berdua dengan pasangan yang bukan muhrim, foya-foya, bertindak sia-sia dan sebagainya.

Menunjukkan kasih sayang seharusnya tidak hanya pada hari Valentine. Kita bisa menunjukkan kasih sayang kita kepada siapapun kapanpun dan dimanapun. Terutama kasih sayang kepada kedua orang tua. Tak perlu sesuatu yang mewah untuk mengungkapkan kasih sayang seperti memberi coklat, bunga, dan sebagainya. Kita bisa menunjukkan kasih sayang kita dengan cara yang sederhana seperti memberi perhatian, saling menghargai, menghormati, dan saling pengertian.

(baca juga: Tiga Hal Ini Akan Kita Lewatkan Saat Bangun Kesiangan. Penasaran?)

 Jadi kesimpulannya, kita sebagai umat Islam dilarang mengikuti tradisi umat lain yang terlalu banyak mudlaratnya.  Apalagi bertentangan dengan keyakinan dan syariat Islam. Islam adalah agama perdamaian yang tentunya menjunjung tinggi kasih sayang satu sama lain.

Penulis merupakan siswa SMA Nuris Jember kelas X IPA 1. Penulis juga aktif sebagai anggota ekstrakurikuler Jurnalistik Website Pesantrennuris.net

Related Post