Bagaimanakah Belajar Menurut Syariat Islam?

Penulis:  Fela

Assalamualaikum, sahabat muslim. Bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan dalam lingungan Allah Swt. Sahabat muslim pasti ingin memberikan yang terbaik untuk kedua orang tua bukan? Salah satu hal yang dapat membuat kedua orang tua senang adalah rajin belajar. Lantas, bagaimana cara belajar yang benar? Berikut merupakan tips teladan dari ulama Salaf mengenai kiat-kiat belajar yang dianjurkan syariat Islam.

Berwudhu. Sebelum memulai belajar kita disunnahkan berwudhu agar badan kita suci hadas kecil. Sebab ilmu adalah cahaya dan cahaya itu akan terlipat ketika badan dalam keadaan suci.

(baca juga: Gak Mau Sakit Saat Musim Hujan, Yuks Intip Tips Berikut)

Membaca Basmalah. Disunnahkan membaca Basmalah sebelum membuka kitab agar yang kita kerjakan mendapat barakah. Kesunnahan membaca basmalah basmalah ini bukan hanya di dalam muthala’ah saja tetapi juga di setiap pekerjaan baik. Hal ini berlandaskan hadits Nabi yang artinya “setiap sesuatu yang tidak dimulai dengan bacaan basmalah, maka akan terputus barokah nya”.(HR.Abu Daud dan Hakim)

Menghadap Kiblat. Disunnahkan untuk menghadap kiblat di saat belajar. Menenghadap kiblat bagi kalangan santri sudah menjadi tradisi di pondok pesantren dikarenakan kiblat menjadi tumpuan bagi setiap orang Islam dalam beribadah kepada Allah Swt seperti shalat, haji, dan yang lainnya. Selain itu arah kiblat adalah arah yang paling mulia dan paling patut dibuat acuan dalam melakukan pekerjaan yang baik.

Membaca Doa belajar. Sebelum memulai belajar sebaiknya kita membaca doa belajar agar apa yang kita pelajari sesuai dengan yang diteladankan oleh ulama Salaf. Bagi orang orang mukmin doa adalah senjata yang ampuh.

(baca juga: Banggakan Orang Tua dengan Nilai Akademis Memuaskan, Gimana Caranya?)

Tawassul kepada Muallif. Ketika membaca doa sebaiknya kita bertawassul kepada muallif agar apa yang kita pelajari bisa nyambung kepada pengarang kitab. Hal ini karena ilmu yang kita pelajari bermuara dari muallif. Oleh karena itu, kita membalas jasa beliau dengan bertawassul dan menghadiahkan bacaan Al-Fatihah, sehingga ilmu itu bisa kita serap seutuhnya dan mendapat berkah dari muallif.

Dibaca dan diulang. Setelah itu kita mulai membuka kitab yang dipelajari membukanya menggunakan tangan kanan. Pelajaran tersebut dibaca dengan tenang dan khusuk mulai dari depan sampai belakang dengan mengikuti urutan pelajaran yang kita dapatkan dari guru, dibaca,  dan diulang-ulang sampai hafal.

(baca juga: Cerdas dan Cermat Menata Barang ala Santri)

Membaca Doa Ikhtitam. Setelah pelajaran tadi dihafal dan diulang-ulang sampai tertancap di hati, setelah itu seharusnya kita tetap dengan pembacaan doa dengan harapan sesuatu yang kita pelajari itu tertanam dalam benak hati yang bisa diingat kapan dan dimana saja ketika dibutuh kan.

Penulis adalah siswa kelas X PK A MA Unggulan Nuris yang juga anggota ekstrakurikuler Jurnalistik Website Pesantrennuris.net

Related Post