Rahasia Di Balik Kata “ILMU”

Penulis: Deli Annisa Virca*

Secara bahasa ‘ilmu berarti mengetahui. ‘Ilmu terdiri dari tiga huruf hijaiyah yakni ‘ain, lam, dan mim. Ketiga huruf hijaiyah tersebut memiliki makna tersendiri di dalamnya.

Pertama, ‘ain. Sesuai bentuknya ‘ain yang terbuka mengartikan bahwasannya kita sebagai pencari ilmu selalu merasa kurang pengetahuannya. Dengan begitu kita akan terus mencari, mencari dan mencari pengetahuan dimanapun, dan kapanpun. Sesuai nadhom yang dijelaskan dalam kitab Tarbiyatus Shibyan bab adabu ta’alumi sebagai berikut:

“Tolabul ‘ilmi syar’i min sab’iwwajab ilal mamati la tada’hu litta’ab”

Artinya: “wajib cari ilmu syarak sejak umur tujuh tahun sampai masuk liang kubur”

(Baca juga: ini dia lima manfaat daun pepaya)

Maksudnya adalah tidak ada batasan waktu untuk manusia menimba ilmu. Saat menjadi seorang nenek ataupun kakek, kita masih memiliki kewajiban untuk menimbun ilmu. Sesuai dengan filosofi huruf ‘ain tadi yang mengatakan bahwa para pencari ilmu selalu merasa kurang pengetahuannya.

Kedua lam. Lam berbentuk lengkung di bawah dan menjulang tinggi ke atas. Artinya, manusi akan semakin tinggi derajatnya ketika dia semakin berilmu. Allah berfirman dalam Quran Surah al- Mujadalah/58:11 yang artinya “ Wahai orang- orang yang beriman, apabila dikatakan kpadamu, berilah kelapangan di dalam majelis – majelis, maka lapangkanlah. Niscaya Allah SWT akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan berdirilah kamu, maka berdirilah.niscaya Allah SWT akan mengangkat (derajat) orang –orang yang beriman diantaramu dan orang – orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah mahateliti apa yang kamu kerjakan”.

(Baca juga: manfaat di balik pahitnya tumbuhan pare)

Sebagai contoh, al Mukarrom Kyai. Kyai akan selalu dipandang dan dihormati sebab beliau berilmu, sebab beliau ta’dzim. Berebeda dengan para preman pasar yang selalu dicemooh, dihujat, dan dijelekkan. Sebab para preman tersebut tidak berilmu atau tidak mengamalkan ilmunya dengan baik sehingga masyarakat tidak akan menghormati para preman tersebut.

Ketiga, mim. Bentuk mim yang terkatup di bagian atas mengartikan sebuah ketawaddukan (patuh/ taat). Mengisyaratkan bahwa kita sebagai pencari ilmu harus memiliki sikap tawadduk. Baik tawadduk pada guru, pada orang tua maupun pada ilmu itu sendiri. Dengan cara menghormati dan selalu menghargai beliau – beliau.

Itu dia filosofi dari kalimat ilmu yang dapat kita amalkan maknanya. Semoga kita menjadi seorang pencari ilmu yang dapat bermanfaat dan mengamalkan ilmunya bagi seluruh masyarakat. Seperti yang dikatakan dalam sebuah hadist yang berbunyi “Sebaik – baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” HR Ahmad Ath-Thabrani, Ad-Daruqutni.

Sumber gambar: kenalinspirasi.com

Penulis merupakan siswa kelas XII IPA 1 SMA Nuris Jember yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik

Related Post