Santri Sebenarnya, dari Belajar Akhlak dan Mengaji Kitab Kuning
Pesantren Nuris – Menjadi keseharian santri belajar membaca kitab kuning. Begitu pula santri di Pesantren Nuris Jember, khususnya—liputan redaksi kali ini—santri yang berada di MTs Unggulan Nuris. Dengan tekun dan bersemangat mereka mengaji dan mengkaji kitab kuning yang dipandu oleh Ustad Dani (20/01/2018).
Dalam pembelajaran Bimbingan Membaca Kitab Kuning ini Ustad Dani menggunakan Taqrib. Metode presentasi, hafalan, dan model tutor sebaya dimanfaatkannya untuk memperlancar santri menguasai Taqrib tersebut.
(baca juga:Tergolong Junior, Regu Pramuka MTs Unggulan Nuris Borong Piala Dalam Ajang Lopsster)
“Bimbingan Membaca Kitab Kuning atau dikenal BMK ini merupakan salah satu pelajaran Muatan Lokal Unggulan di MTs Unggulan Nuris. Sebagai santri harus menguasai kitab kuning sesuai tingkatannya selain pelajaran umum yang merupakan kewajiban mereka juga.” Kata Ustad Dani, salah satu guru BMK yang kini juga sedang menempuh pascasarjana di IAIN Jember ini.
“Alhamdulillah tidak ada kesulitan bagi mereka membagi waktu untuk belajar semuanya. Terbukti mereka selalu antusias. Saya yakin setiap guru atau ustaz yang berada di sini selalu ada cara membuat mereka untuk selalu rajin belajar.”
(baca juga: Jebolan Kelas Tahfiz MTs Unggulan Nuris, M. Farhan Rahardian, Sabet Juara Tingkat Provinsi di SMADA Surabaya)
“Tak heran MTs Unggulan Nuris dikenal sebagai salah satu madrasah yang baik. Mereka berprestasi di kompetisi pelajaran umum juga dikenal karena kemampuan kitabnya juga baik.” Imbuhnya lagi.
MTs Unggulan Nuris merupakan salah satu lembaga formal di Yayasan Nurul Islam Jember yang menekankan model pembelajaran terpadu dan terintegrasi. Santri mendapat pelajaran umum sama baiknya dengan pembelajaran diniyah di pesantren.
Dengan kualitas dewan guru dan asatid/asatidah yang mumpuni, proses transfer pengetahuan berjalan dengan baik. Model belajar berbasis pesantren juga sangat mendukung proses pematangan diri secara komprehensif dan utuh. Melalui intensitas pendidikan tersebut membuat santri memiliki kesiapan terjun dalam masyarakat.[AF.Red]