Penulis : Anggie Anggraeni* // Khoirona Zulfa*
Pendahuluan
Sampah dalam kehidupan manusia seperti dua sisi mata uang logam. Satu sisi dapat bermanfaat bagi manusia, tetapi di sisi lain berdampak negatif bagi keberlangsungan hidup manusia. Realita dalam keseharian mudah kita temukan bahwa sampah bisa bermanfaat sebagai pupuk kompos jika wujud sampah itu bersifat organik dan mudah dileburkan secara alamiah. Namun, jika sampah itu berasal dari bahan olahan kimiawi seperti plastik (anorganik), membutuhkan waktu lama dalam peleburannya oleh alam. Itu artinya, sampah plastik dapat menumpuk dalam rentang waktu lama dan dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.
Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dunia setiap tahunnya, akan berbanding lurus dengan volume sampah di dunia. Hal ini terjadi secara masif terutama di Indonesia sebab bangsa yang berpenduduk sekitar 255 ribu jiwa ini termasuk negara penghasil sampah terbanyak kedua di dunia setelah Cina. Dengan demikian, pengelolaan sampah plastik sangat butuh dilakukan secara intens dan berkesinambungan agar dapat meminimalisasi dampak pencemaran akibat sampah tersebut.
(Baca juga: Tips Ciptakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Efektif di Jam Pelajaran Terakhir )
Perlu upaya strategis menangani sampah plastik baik secara makro maupun mikro. Seperti halnya yang dilakukan oleh SMP Nuris Jember dalam mengurangi dampak sampah plastik tersebut dengan strategi manajemen shodaqoh sampah. Upaya mikro ini dilakukan sebagai alternatif pertama dalam mendaur ulang sampah plastik yang dihasilkan oleh 450 siswa/siswi di SMP Nuris Jember. Lalu, bagaimana manajemen shodaqoh sampah plastik ini direalisasikan? Dan bagaimana keuntungan dan dampak manajemen shodaqoh sampah tersebut bagi SMP Nuris Jember?
Manajemen Shodaqoh Sampah Plastik
SMP Nuris Jember adalah salah satu lembaga formal di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Nurul Islam yang terdapat 450 siswa, dan sekitar 43 guru serta karyawan. Sampah plastik yang dapat dihasilkan mencapai kisaran 150 kg per hari. Hal ini jika tidak dikelola dengan baik, tentu dapat mencemari lingkungan dan menimbulkan penyakit. Untuk mengatasi problematika sampah plastik ini, SMP Nuris Jember memiliki kebijakan untuk mengelola sampah tersebut dengan berpedoman pada prinsip recycle (mendaur ulang). Langkah manajemen shodaqoh sampah plastik ini diambil sebab lebih praktis dan dapat langsung diaplikasikan.
Manajemen shodaqoh sampah plastik merupakan upaya pengelolaan dan pengaturan disertai dengan penyortiran sampah plastik sehingga kumpulan sampah plastik tersebut siap disalurkan kepada pihak pengepul pertama sebelum masuk industri daur ulang. Realisasi shodaqoh ini dikelola secara professional oleh lembaga diikuti dengan peran serta seluruh sivitas akademika SMP Nuris Jember.
Pola pengaturan sampah ini dilakukan dengan pemisahan jenis sampah di setiap bak sampah antara organik dan anorganik. Sampah anorganik seperti, palstik langsung disortir setiap hari dan langsung dishodaqohkan ke pihak pengepul pertama yang telah dipercaya oleh lembaga SMP Nuris Jember. Volume sampah di SMP Nuris Jember sebanyak 150 kg setiap harinya teratasi dengan aman sehingga kondisi lingkungan SMP Nuris Jember terhidar dari tumpukan sampah plastik dan terhindar dari pencemaran serta penyakit yang bisa ditimbulkannya. Upaya strategis ini menjadi alternatif yang sangat dinamis dan sangat bermanfaat bagi lingkungan SMP Nuris Jember secara masif. Setali tiga mata uang, upaya prospektif ini berdampak menguntungkan baik bagi lembaga maupun pengepul sampah yang dapat mengelola secara ekonomis atau pun inovasi sampah plastic tersebut.
(Baca juga: Tak Disangka Saudara Shah Rukh Khan Latih Dance di Nuris )
Kesimpulan
Keberadaan sampah di lingkungan tidak dapat dihindari selama manusia masih menempati muka bumi ini, namun selalu ada cara untuk mengatasinya. Seperti yang telah diupayakan di SMP Nuris Jember tersebut, manajemen shodaqoh sampah plastik sangat praktis dan aplikatif dalam pengelolaan sampah sehingga kebersihan lingkungan tetap terjaga dan tentu bernilai bagi pihak pengepulnya. Manajemen ini bisa diterapkan di lingkungan mana pun dan dapat ditingkatkan ke level pengelolaan yang lebih ekonomis.
*pelajar SMP Nuris Jember kelas VIII