Pesantren Nuris– Ketika kita menengok ke langit pada malam hari, kita akan melihat benda indah yang bersinar menerangi bumi. Benda ini seolah benda terbesar dan terterang di langit malam. Benda tersebut biasa disebut dengan bulan. Banyak orang mengibaratkan suatu kecantikan atau keindahan dengan bulan, contohnya ketika kita memuji kecantikan seseorang. Kita biasa mengungkapkannya dengan “wajahmu cantik seperti bulan”.
Keindahan bulan ini tercipta karena cahanya yang sangat elok. Cahaya bulan ini bukan merupakan hasil dari reaksi di bulan. Bulan hanya memiliki molekul padat di tubuhnya, sehingga tidak ada reaksi di dalamnya. Bahkan tenaga vulkanis juga tidak ada di dalamnya. Cahaya bulan merupakan hasil pemantulan sinar matahari, sehingga membuat bulan bersinar.
(baca juga: Bintang Kejora)
Ketika kita amati secara seksama, cahaya dari permukaan bulan tidaklah sama. Ada area yang lebih terang dan ada juga area yang lebih gelap dari sekitarnya. Para ilmuwan telah meneliti hal ini dan mengklasifikasikan permukaan bulan ke dalam beberapa bagian. Bagian bulan yang terlihat lebih terang adalah daerah yang lebih tua dan daerah yang lebih tinggi. Daerah ini meliputi sekitar 85% dari keseluruhan permukaan bulan.
(baca juga: Matahari Berjerawat?)
Sedangkan daerah yang terlihat lebih gelap adalah dataran yang lebih rendah dan mempunyai umur yang lebih muda. Daerah ini dinamakan “mare” yang berasal dari bahasa latin dan mempunyai arti lautan. Mengapa daerah yang lebih tinggi dikatakan memiliki umur yang lebih tua? Hal ini didasarkan pada pemadatan daerah bulan pada masa awal bulan terbentuk. Daerah dataran tinggi ini lebih dulu mengalami pemadatan, sehingga memiliki umur yang lebih tua.
Penulis artikel di atas adalah Fajri Kholili Zain. Penulis merupakan siswa kelas XI IPA 1 SMA Nuris Jember yang juga anggota M-Sains (Madrasah Sains) bidang Astronomi.